“Ceting Bambu”, Program Gotong Royong Tangani Tengkes di Pekalongan

03 November 2025
Yandip Prov Jateng (1)

PEKALONGAN – Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan meluncurkan Ceting Bambu, sebuah program untuk mempercepat penanganan tengkes alias stunting. Ceting Bambu adalah akronim dari Cegah stunTing dengan Bantu Mung seriBu.

Program ini diinisiasi oleh Pemerintah Kecamatan Pekalongan Timur. Peluncurannya dilakukan oleh Wakil Walikota Pekalongan, Balgis Diab, di Aula Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, Senin (03/11/2025).

Wawali menyebut, di Kecamatan Pekalongan Timur, tercatat 268 anak mengalami tengkes. Jumlah tersebut ditargetkan dapat turun signifikan pas enam bulan ke depan.

“Target kita 50 persen itu tertangani dengan baik dalam waktu 6 bulan ke depan. Harapannya, program kita 4 tahun ke depan itu tidak ada lagi anak stunting di Kota Pekalongan,” tuturnya.

Menurutnya, data terkini dari Dinsos-P2KB Kota Pekalongan menunjukkan angka prevalensi stunting Kota Pekalongan berada di kisaran 19,8 persen, dengan target intervensi terhadap sekitar 1.330 anak yang berisiko di seluruh kota.

Lanjutnya, program Ceting Bambu tidak sekadar menggunakan wadah donasi biasa, tetapi memanfaatkan ceting (tempat nasi) yang terbuat dari bambu sebagai tempat pengumpulan. Pemilihan ceting bambu ini bukan tanpa alasan.

“Kalau kita misalnya ngumpulkan lewat kaleng itu ‘kan sudah biasa. Tetapi, dengan ceting bambu itu memiliki persepsi, ceting adalah tempat terbaik untuk tempat makan bahan makanan utama, nasi,” jelasnya.

Penggunaan simbol ini, imbuh Balgis, bertujuan untuk mengingatkan para donatur bahwa dengan menyisihkan Rp1.000 per hari, mereka dapat membantu menjamin gizi anak stunting di Kota Pekalongan.

“Dengan Rp1.000, nyawa anak stunting ini bisa terselamatkan. Sasaran donatur diperluas, ke depan tidak hanya ASN, tetapi juga masyarakat umum didorong untuk berpartisipasi dalam semangat kebersamaan ini,”tegasnya.

Dana tersebut akan dimanfaatkan untuk penyelenggaraan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi anak-anak stunting, dan Ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK).

Camat Pekalongan Timur, Darminto, menjelaskan teknis pelaksanaan program Ceting Bambu. Setiap kelurahan diberi satu ceting (celengan/wadah) sebagai wadah donasi sebesar Rp1.000 per hari dari Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat umum. Pengambilan dan diskusi untuk penggunaan dana akan dilakukan setiap bulan, dengan prioritas bantuan dikembalikan ke kelurahan masing-masing, yang minimal dapat membantu satu kasus per kelurahan.

Selanjutnya, dana yang terkumpul akan dibelikan bahan makanan atau makanan siap saji yang kemudian diintegrasikan dan disesuaikan dengan kebutuhan Program Grakan Orang Tua Cegah Stunting (Genting). Penyaluran PMT ini akan melibatkan kader-kader kesehatan di lapangan.

“Kita menyesuaikan yang dari Genting itu nanti. Itu kan yang melaksanakan kader-kader, ya. Nanti kita komunikasikan dengan kader. Hari ini apa yang mau dibantu untuk anak-anak stunting, bentuk bantuannya apa disesuaikan dengan kebutuhan tiap kelurahan masing-masing. Nanti kita serahkan ke mereka yang mewujudkan, kita nanti hanya menyerahkan uang,” tutupnya.

Penulis: Dian, Tim Liputan Kominfo Kota Pekalongan
Editor: Tn, Diskominfo Jateng

Skip to content