WABUP BELAJAR EKOBRIK DI LIMBAH PUSTAKA

  • 05 Mar
  • yandip prov jateng
  • No Comments

PURBALINGGA, INFO – Ekobrik, meminimalisir sampah dengan menggunakan media botol plastik bekas yang diisi dengan sampah anorganik sampai keras dan padat.  Ekobrik menjadi salah satu solusi permasalahan sampah plastik dengan cara mendaur ulang sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Roro Hendarti  atau yang biasa disapa Arti merupakan salah seorang pegiat literasi di Desa Muntang, Kecamatan Kemangkon yang mempelopori pembuatan ekobrik di Purbalingga. Melihat sampah yang semakin hari kian menggunung, membuat Arti berinisiatif untuk belajar pembuatan Ekobrik.

Awalnya, ia mengajak ibu-ibu di sekitar rumahnya untuk ikut belajar membuat ekobrik. Dari sinilah, Arti membelajarkan warga disekitarnya untuk mulai memilah dan memanfaaatkan sampah. Sampah yang dipilah dan dapat digunakan menjadi ekobrik yakni sampah plastik yang sudah dibersihkan.

“Sampah plastik yang dimasukan ke dalam botol sudah dalam keadaan bersih. Warna plastiknya pun harus bermacam-macam supaya hasilnya menarik,” jelas Arti saat dijumpai di rumahnya, Sabtu (3/3).

Sebelum dimasukkan ke dalam botol plastik kosong berukuran 1,5 liter, plastik dipotong-potong terlebih dahulu agar mudah dimasukkan. Kemudian, plastik di dalam botol ditekan-tekan dengan kuat menggunakan kayu atau alat lainnya hingga padat dan keras.

“Untuk alas di dalam botol menggunakan plastik yang utuh biar lebih merata di bawah,” terangnya sambil memasukan plastik ke dalam botol.

Untuk memenuhi botol berukuran 1,5 liter kurang lebih memerlukan 1 kg sampah plastik hingga padat dan terisi. Setelah terpenuhi dan tidak dapat dimasukkan plastik kembali, botol bekas yang sudah terisi ditutup rapat.

“Untuk membentuk jadi kursi atau meja, botol yang sudah diisi dengan plastik dilem satu sama lain sampai terbentuk benda yang diinginkan,” ujar Arti.

Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi Wakil Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi) saat berkunjung ke Limbah Pustaka, Desa Muntang, Kecamatan Kemangkon. Bahan pembuatan ekobrik yang telah disiapkan langsung dipraktekannya menjadi ekobrik.

“Jadi sekarang sudah harus mulai memilah sampah di rumah ya,” kata Tiwi sambil memasukan potongan plastik ke dalam botol.

Menurut Tiwi, ekobrik harus dikenalkan kepada masyarakat Purbalingga juga siswa di sekolah-sekolah. Dengan adanya sosialisasi pemilahan sampah juga pembuatan ekobrik maka permasalahan sampah yang selama ini selalu dikeluhkan menjadi berkurang.

“Seperti di SMP Negeri 1 Kemangkon, lingkungannya dipercantik dengan gazebo, meja dan kursi dari ekobrik,”  tutur Tiwi.

Dengan adanya pemanfaatan limbah plastik menjadi ekobrik di Limbah Pustaka, Desa Muntang maka dapat menginspirasi warga untuk belajar memilah dan memanfaatkan sampah. Limbah Pustaka, Desa Muntang juga dapat dijadikan sebagai wisata edukasi pengelolaan sampah plastik.

“Halaman rumahnya kan luas, ini bisa dibuat taman pakai ekobrik lho. Jadi, nanti kedepannya bisa jadi wisata edukasi buat anak-anak dan keluarga yang mau belajar memanfaatkan sampah plastik,” kata Tiwi usai menyelesaikan ekobrikya.

Di akhir kunjungannya, Tiwi menyerahkan bantuan berupa lemari buku dan buku-buku bacaan pada Limbah Pustaka. Tiwi, menyampaikan bantuan tersebut sebagai wujud apresiasi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga pada Perpustakaan Limbah Pustaka yang sudah bergeliat aktif di bidang literasi dan lingkungan hidup.

“Semoga Limbah Pustaka dapat terus menginspirasi masyarakat di Purbalingga untuk lebih perhatian terhadap lingkungan dan peningkatan terhadap literasi,” pungkasnya. (PI-7)

Berita Terkait