Sosok Sederhana “HAEDAR NASHIR”

  • 04 Nov
  • yandip prov jateng
  • No Comments

Menjadi pejabat di suatu negara seringkali diidentikan dengan kemewahan dan hidup penuh kegelimangan harta. Dengan status sebagai orang nomor satu di negaranya, para pejabat tersebut pasti mendapatkan fasilitas A1.

Walau begitu, sepertinya hal tersebut tidak berlaku bagi Dr. H. Haedar Nashir, M.Si Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah  ini. Memiliki kekuasaan dan berstatus sebagai pemimpin tertinggi di Muhammadiyah tidak membuat mereka lupa dengan tangung jawabnya dan arti dari kesederhanaan.

“Kita ini membedah bukunya pak Haedar, tidak sekedar beliau Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Beliau merupakan Ketua PP Muhammadiyah yang paling produktif. Bukunya sangat banyak sekali. Kita tidak tahu bahwa ada sosok lain dari beliau dengan kesederhanaanya. Pernah suatu ketika belau di undang di Jawa Timur, dia (Pak Haedar) di bawai oleh-oleh, dan dibawa sendiri oleh-oleh tersebut. Jadi dusnya itu dibawa sendiri,” cerita Dr. Anjar Nugroho mengawali penyampaian materi dalam acara Bedah Buku Kuliah Muhammadiyah di UMP, Sabtu (3/11/2018).

Lebih lanjut ia menceritakan, pernah beliau (pak Haedar) waktu di Cirebon, sedang menunggu kereta. Karena saking padatnya acara beliau, sehingga beliau sempat tertidur menunggu kereta. Ini sosok lain dari pak. Haedar yang sangat luar biasa.

Untuk melengkapi sosok-sosok sederhana para pimpinan Muhammadiyah yang sebelumnya Dr. Anjar menceritakan juga tentang kesederhanaanya Buya Syafi’i. “Kita lihat ada Buya Syafi’i. Jadi beliau itu kalau dari bandara ke Jakarta itu tidak mau dijemput oleh mobil PP Muhammadiyah. Dia maunya naik Damri atau naik kereta. Dan dimana-mana di Jakarta beliau selalu naik angkutan umum,” paparnya.

Ini menjadi contoh bahwa pimpinan Muhammadiyah bukan pimpinan yang elitis atau yang jauh dari kesederhanaan. Namun kata Dr. Anjar selain sosok yang sederhana dan lain sebagainya ada yang lebih abadi dari itu, yaitu karya. Dan karya itu bentuknya adalah buku.

“Buku itulah yang akan abadi. Kalau orang ceramah, sebaik apapun ceramah itu sebentar lagi akan dilupakan oleh orang. Banyak orator-orator yang kemudian mereka menyampaikan ilmu yang sangat banyak tetapi ketika disampaikan secara lisan saja, orang akan lupa, dan yang akan abadi adalah buku,” ungkapnya.

Sementara pak Haedar telah menulis banyak buku. Nanti banyak orang akan mengenang sosok Ketua PP Muhammadiyah yang satu ini, itu dari bukunya. “Kita mengenal sosok imam terdahulu bukan karena sosok yang nampak saja, tapi kita mengenal mereka dari sebuah buku. Kita lihat karya beliau (Pak. Haedar) banyak sekali. Dan pak Haedar ini merupakan tokoh inspiratif bagi aktivis Muhammadiyah,” pungkasnya. (tgr)

Berita Terkait