Gubernur : Purworejo Saatnya Bangkit dan Berlari

  • 02 Nov
  • yandip prov jateng
  • No Comments

Purworejo-Kabupaten Purworejo harus bisa mengambil manfaat dari keberadaan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang dibangun di Kulo Progo, DIY. Kabupaten yang dijuluki kota pensiunan ini harus digeliatkan dan sudah saatnya untuk bangkit dan berlari.

Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat menyampaikan keynote speech dalam Forum Diskusi Dampak Pembangunan Bandara Kulon Progo di Ruang Arahiwang Setda Purworejo, Kamis (1/11).

Gubernur menambahkan, jarak antara bandara NYIA ke Purworejo jauh lebih dekat dibanding jarak bandara NYIA ke Kota Jogja. Oleh karena itu, Purworejo harus mengambil manfaat dari keberadaan bandara yang merupakan proyek strategis nasional tersebut.

Dia mendorong agar Purworejo harus maju dengan memanfaatkan keberadaan NYIA, dan bermimpi sebesar-besarnya sebagai visi untuk dicapai.

“Agar Purworejo tidak hanya disebut kota pensiunan. Digeliatkan, Purworejo harus bergeliat, ada potensi yang baik. Diskusi, ada rekomendasinya, nanti tugas Bupati atau tugas saya untuk melibatkan dunia usaha, perbankan bersiap, njenengan (masyarakat) yang punya kapasitas, punya produk ingin berkontribusi, ini saatnya, saatnya Purworejo gumregah, berdiri, njenggirat (bangkit), terus mlayu (berlari),” kata Ganjar.

Lebih jauh Gubernur mengungkapkan, Pemerintah Provinsi juga telah menyiapkan langkah menghadapi keberadaan bandara NYIA. Antara lain dengan penataan ruang dan menyiapkan perencanaan pembangunan untuk bisa mendapatkan nilai tambah dari bandara NYIA.

Menurutnya, potensi-potensi yang bisa diambil manfaat dan akan menggeliat yakni usaha akomodasi, kuliner, pariwisata, UMKM, serta unit-unit bisnis lainnya yang ada di Purworejo, termasuk industri kreatif akan muncul.

“Bahkan terkait dengan penataan kawasan otorita Borobudur, ini akan kita integrasikan. Maka hari ini kita ajak masyarakat untuk bersama-sama berdiskusi, kira-kira pikiran masyarakat apa agar semua bisa terakomodasi,” tuturnya.

Ganjar menilai, Purworejo sangat memungkinkan untuk menjadi supporting utama kawasan bandara karena jaraknya yang paling dekat. Sehingga kalau mau dibuat area yang mendukung maka Purworejo siap.

Ganjar juga mendorong masyarakat secara luas juga turut mendukung program-program pemerintah, khususnya Romansa Purworejo 2020. Masyarakat harus tergugah untuk memajukan perekonomian di wilayahnya masing-masing.

“Kabupaten Purworejo harus lebih maju, kesempatan ini harus dimanfaatkan. Saya sudah ngobrol dengan bupati dan sudah banyak yang disiapkan,” tandasnya.

Diskusi diikuti sekitar 100 peserta yang terdiri dari kalangan perbankan, akademisi, anggota Kadin, pelaku bisnis, Pemprov Jateng, dan Pemkab Purworejo. Para peserta selanjutnya mendengarkan parapan dan berdiskusi dengan 3 orang narasumber, salah satunya Bupati Purworejo Agus Bastian SE MM.

Bupati Purworejo Agus Bastian SE MM mengatakan, Pemkab Purworejo sudah mempersiapkan berbagai upaya untuk menghadapi keberadaan NYIA seperti pembangunan infrastruktur dan sebagainya.

Langkah-langkah yang telah dilakukan di antaranya revisi Perda RTRW yang akan dilanjutkan dengan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang  (RDTR). Selain itu juga menggelorakan tahun kunjungan wisata Romansa Purworejo 2020, untuk menyiapkan dari sektor pariwisata.

“Kita menyiapkan objek wisata dan menyiapkan mind set masyarakat. Kita tidak hanya membangun infrastruktur tapi juga SDM. Kita akan membangun kota industri, pusat perbelanjaan, perdagangan, hotel, juga sedang menjajaki pembangunan pelabuhan laut dalam,” tuturnya.

Menurut Bupati, dampak positif bandara bahkan sudah dapat dirasakan sebagaian masyarakat saat ini. Bahkan bandara belum berdiri, baru dibangun saja sudah merasakan.

“Misalnya masyarakat mendapatkan manfaat secara ekonomis dari proyek, tanah urug Purworejo turut andil, dan bahkan tanah urug untuk proyek pembangunan bandara itu terbesar dari wilayah Purworejo,” ujarnya.

Berita Terkait