Akses Internet Minim, Guru Lakukan Pembelajaran Kelompok

  • 14 Aug
  • yandip prov jateng
  • No Comments

TEMANGGUNG – Dunia pendidikan mengalami perubahan sejak adanya pandemi Covid-19. Pembelajaran tatap muka antara guru dan murid diganti dengan pembelajaran secara daring. Implementasi pembelajaran jarak jauh antara guru dan siswa dengan memanfaatkan jaringan internet, terkadang memunculkan masalah tersendiri bagi tenaga pengajar dan peserta didik yang tinggal di wilayah dengan keterbatasan jaringan internet, seperti di SD Negeri 1 TuksongoTuksongo, yang berlokasi di Dusun Dawunan, Desa Nglorog, Kecamatan Pringsurat.

Ismiyati (55) Kepala SD Negeri 1 Tuksongo mengungkapkan, lokasi tempatnya mengajar terpencil dan jauh dari jalan raya. Lokasi sekolah berjarak sekitar 10 kilometer dari Kecamatan Pringsurat, dengan akses jalan melewati perbukitan. Jaringan internet yang minim menjadi kendala untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring.

“Belum ada jaringan internet yang memadai. Kalau mau melaksanakan KBM secara daring kami masih mengalami kesulitan,” ungkapnya saat ditemui Tim Media Center, Kamis (13/08/2020).

Kondisi tersebut tak membuat para pengajar putus asa. Ismiyati bersama tujuh orang tenaga pendidik, memanfaatkan jaringan internet dari sekolah lain yang jaraknya kurang lebih satu kilometer dari sekolah tempat mereka mengajar.

“Saat ini masih nebeng (ikut menggunakan) internet di SD lain, yang berjarak kurang lebih satu kilometer dari sekolah kami. Di tempat kami hanya ada salah satu jaringan provider yang terkadang bisa digunakan untuk akses internet. Tapi kalau terkendala cuaca sinyalnya sering hilang,” jelasnya.

Tak hanya itu, dengan 54 siswa yang menuntut ilmu di sekolahnya, pihaknya juga melakukan KBM dengan mengumpulkan siswa di beberapa titik lokasi. Tiap kelompok terdiri dari lima sampai 10 siswa dengan, jadwal pembelajaran dua kali dalam satu minggu. Hal ini dilakukan sesuai arahan dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Temanggung yang menerapkan pembatasan maksimal 18 orang per kelompok.

“Kita datangi tiap kelompok untuk memberikan penjelasan kepada siswa. Sementara kami tidak memberikan tugas terlalu banyak kepada siswa, karena terkadang wali murid ada yang mengeluh saat diberi tugas terlalu banyak,” ungkapnya.

Kendati begitu, Ismiyati berharap akses internet di sekolah dan sekitarnya dapat lebih terbuka. Sehingga pembelajaran dapat dilakukan lebih efektif baik melalui daring maupun tatap muka terbatas. Untuk itu, pihaknya juga sedang mengajukan permohonan pemasangan jaringan internet ke Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kabupaten Temanggung.

Penulis : Safi/Ekape, MC TMG
Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait