Wisanggeni Gugat Hangatkan Desa Merden

  • 13 May
  • bidang ikp
  • No Comments

 

Banjarnegara – Malam makin larut, hembusan angin pun kian menusuk kulit. Namun, itu tak menyurutkan antusiasme warga untuk berbondong-bondong menuju Lapangan Desa Merden, Kecamatan Purwanegara, Sabtu (12/5).

Pagelaran wayang kulit dengan lakon “Wisanggeni Gugat” yang dimainkan dalang muda asal Kabupaten Cilacap, Ki Ulin Nuha, menjadi magnet bagi warga untuk menyaksikannya. Anak-anak hingga dewasa menikmati alur cerita pagelaran wayang kulit tersebut. Kehadiran Plt Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi semakin menghangatkan suasana malam itu.

Pemangku adat sekaligus ketua panitia, Ahmad Badrussalam menjelaskan, wayang kulit merupakan salah satu budaya adiluhung negeri yang telah memperoleh pengakuan dunia. Untuk terus mempertahankan eksistensinya, didirikan paguyuban penggemar wayang kulit di Kabupaten Banjarnegara. Mereka berupaya merawat kecintaan kaum muda terhadap wayang kulit.

“Wayang kulit sebagai budaya adiluhung sudah diakui, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga dunia. Wayang mempunyai historis sebagai metode dakwah para wali yang sangat efektif untuk pencerahan masyarakat, sosialisasi tentang keamanan, pemerintahan, dan sebagainya,” jelasnya.

Senada dengan Ahmad, Plt Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi menerangkan, kegiatan nonton bareng pagelaran wayang kulit merupakan upaya konkret untuk melestarikan kebudayaan dan kesenian Jawa. Pemprov Jateng pun mengalokasikan anggaran agar pagelaran wayang kulit dapat diselenggarakan periodik di beberapa kabupaten/ kota.

“Pagelaran wayang kulit ini diselenggarakan sekaligus dalam rangka bagaimana kita melestarikan kebudayaan dan kesenian Jawa. Oleh karena itu, pagelaran wayang kulit sangat pantas kita tonton. Selain itu, dianggarkan dari APBD Provinsi Jawa Tengah. Setiap tahun ada pagelaran wayang kulit di daerah. InsyaAllah setelah lebaran kami sudah pesan untuk nanggap wayang juga dengan dalang senior,” bebernya.

Lakon “Wisanggeni Gugat” mengisahkan tentang Wisanggeni sebagai putera Pandawa yang menyadari jika negara Astina milik Pandawa yang kemudian dikuasai oleh Kurawa. Wisanggeni menggugat Kurawa agar negara Astina diserahkan kepada Pandawa.

Penulis : Ar, Humas Jateng

Editor: Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait