Ternyata Ganjar Jago Makan Kerupuk Katrol

  • 18 Aug
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Siapa yang tak tahu lomba makan kerupuk? Ya, makan kerupuk menjadi  lomba yang paling populer di kalangan masyarakat Indonesia dalam rangka memeriahkan HUT ke-74 Kemerdekaan RI.
Jika lomba makan kerupuk pada umumnya kerupuk tersebut hanya diikat pada sebuah tali dan digantungkan begitu saja. Namun, cara biasa itu tidak dilakukan di Panti Asuhan Yatim Piatu Pahlawan Gatot Subroto yang ada di Jl Sultan Agung, Semarang, Minggu (18/8/2019). Mereka ditantang oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, lomba makan kerupuk menggunakan katrol. Kebetulan pagi itu Ganjar bersama istrinya Atikoh dan rombongan Women’s Cycling Community (WCC) mampir setelah bersepeda mengelilingi Kota Semarang.
Tekniknya, salah satu ujung tali diikat pada kerupuk, dan ujung satunya lagi diikat pada jempol kaki peserta. Tantangan besar dihadapi ketika peserta mencoba untuk menggigit kerupuk yang menggantung tersebut. Ia harus mengangkat kaki yang terikat dengan tali tersebut agar kerupuk yang berada di ujung tali satunya lagi dapat dijangkau olehnya.
Peserta harus berdiri dengan satu kaki agar kerupuk yang ingin digigitnya dapat diraih. Apabila ia menjatuhkan kakinya ke tanah, secara otomatis kerupuk tersebut akan naik dan tidak dapat terjangkau karena terlalu tinggi. Jadi, semakin tinggi kaki yang diangkat dan semakin bagus keseimbangan dalam berdiri dengan satu kaki, maka semakin mudah pula kerupuk dapat diraih dan digigit.
Saat bertanding, kaki kiri Ganjar pun diikat tali. Ujung satunya, ditali dengan kerupuk. Orang nomor satu di Jateng itu tak hanya “melawan” anak-anak panti, tetapi juga sang istri dan anggota WCC. Setelah peluit ditiup sang wasit, Ganjar dan peserta lainnya mulai makan kerupuk sambil salah satu kakinya diangkat. Dengan sigap dan tenang Ganjar berhasil memakan kerupuk sampai habis karena mampu menjaga keseimbangan.  Peserta lain, meski sudah mengangkat kaki, kerupuk beluk juga berhasil digigit, tetapi malah berputar-putar di depan mulut.
“Gimana ini, kerupuknya malah muter-muter,” ujar Atikoh sambil tertawa.
Salah satu anak panti, Sandi (7), tanpa mempedulikan aturan, kerupuk yang ada di depan mukanya pun ia pegang dengan tangan dan dimakan langsung. Meski dengan cara itu, Sandi tak bisa mengalahkan Ganjar Pranowo.
“Pemenangnya adalah Bapak Ganjar Pranowo,” kata wasit disambut tepuk tangan.
Di panti asuhan yang didirikan Jendral TNI Gatot Subroto pada 20 Mei 1964 dan menampung 22 anak itu, Ganjar dan WCC tidak hanya bermain bersama lomba makan kerupuk, memasukkan pensil ke dalam botol dan estafet tepung dengan piring, tetapi juga menyerahkan bantuan sembako, alat tulis, peralatan mandi, kaos, gembes dan sarapan nasi kuning bersama.
Ganjar pun mengingatkan kepada anggota WCC maupun anak-anak panti asuhan dengan mengutip kata-kata Gus Dur.
“Ketika kita menolong orang, orang tidak akan bertanya apa agamamu, apa sukumu. Sehingga, pada masa setelah kemerdekaan ini, kita tidak perlu lagi mempersoalkan atau membedakan suku, agama ataupun ras. Saling menghormati, menghargai satu sama lain, akan menciptakan hidup yang sejuk dan damai. Begitu pula, anak-anakku sekalian. Hormati para pengasuh di sini sebagai orang tua kalian,” tandasnya. (Humas Jateng)

Berita Terkait