Teladani Rasulullah dalam Perbedaan Pandangan

  • 27 Jun
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Pemilihan presiden (pilpres) sudah dilewati lebih dari dua bulan lalu. Kerenggangan di tengah masyarakat karena perbedaan pilihan yang masih tersisa pun mesti dipulihkan.

Penasihat organisasi Dharma Wanita Persatuan, Nawal Nur Arafah Yasin mengajak segenap anggota Dharma Wanita Persatuan untuk menciptakan keharmonisan dalam keluarga.

Saat menghadiri Halalbihalal Keluarga Besar Dharma Wanita Persatuan, Kamis (27/6/2019) di Gedung Dharma Wanita, istri Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen itu berpesan, agar anggota Dharma Wanita menciptakan keharmonisan keluarga dengan menjunjung akhlakul karimah. Sebab, akhlakul karimah  menjadi benteng moral bagi anggota keluarga dalam menghadapi perkembangan zaman. Terlebih, canggihnya teknologi komunikasi sekarang, menjadi media yang mudah dimanfaatkan siapa saja, untuk menyampaikan ide atau merespon suatu informasi. Seringkali, ide atau respon atas suatu informasi itu disampaikan dengan tidak beretika.

Peristiwa yang dialami Nabi Muhammad SAW, kata Nawal, hendaknya bisa menjadi teladan. Salah satunya saat Rasulullah bersama sahabatnya sedang duduk di masjid. Mereka dikejutkan dengan orang asing berkebangsaan Badui yang buang air kecil di pojokan masjid. Sahabat-sahabat Rasul sudah siap menghardiknya karena telah mengotori kesucian masjid. Namun, Rasulullah tetap tenang dan melarang sahabat-sahabatnya memarahi orang Badui itu. Rasul justru memberi nasihat bijak kepada si Badui tentang fungsi dan etika memperlakukan masjid.

“Rasul meminta sahabatnya mengambil seember air untuk membersihkannya. ‘Berdirilah, ambilkan seember air dan guyurlah air kencing tersebut.’ Para sahabat kemudian bangkit dan melaksanakan perintah ini,” jelasnya.

Cerita tersebut menggambarkan bagaimana Rasullulah mendidik para sahabatnya, di mana Rasulullah tidak mengejek sahabatnya yang melakukan kesalahan dalam menerapkan ajaran syariat. Sehingga, menyikapi perbedaan pandangan itu sebenarnya bisa dilakukan dengan cara-cara yang halus.

“Maka seharusnya kita ambil pelajaran disini. Jangan sampai perbedaan pandangan menimbulkan kerugian. Karena itu kami imbau supaya Jateng ayem, tentrem, gayeng, mangga ibu-ibu selalu menciptakan keluarga harmonis dengan menjunjung akhlakul karimah dan budi pekerti yang baik,” ajaknya.(Rt, Humas Jateng)

Berita Terkait