Santri Dituntut Faham Kebutuhan Zaman

  • 23 Sep
  • bidang ikp
  • No Comments

Kab. Semarang – Menyemarakkan bulan Muharram yang merupakan bulan hijrahnya Rasulullah dari Mekah ke Madinah, Ponpes Wakaf Literasi Islam Indonesia (Wali) di Desa Candirejo, Kecamatan Tuntang, menyelenggarakan Syiar Muharram dan Santri Art Performance, Sabtu (22/9). Prolog yang menandai opening art perfomance menghipnotis ribuan wali santri. Mereka seolah diajak menonton bioskop dengan teknologi tinggi.

Santri Art Perfomance yang dibawakan para santri menceritakan bahwa dulu Islam pernah berjaya. Seiring zaman, Islam harus menghadapi terorisme, radikalisme dan persoalan-persoalan pelik lain. Persoalan itu bisa dijawab dengan mengeratkan persatuan dan kesatuan, aktif memberikan pesan cinta damai, memperkenalkan dan memahamkan ilmu pengetahuan agama dengan benar.

Pengasuh Pondok Pesantren Wali KH Anis Maftuhin menyampaikan, kegiatan Santri Art Perfomance akan menjadi kegiatan tahunan sebagai salah satu media belajar para santri. Banyak pelajaran yang bisa diambil para santri dalam kegiatan tersebut, mulai dari saat menyiapkan hingga melihat acara.

“Anak-anak yang kami cintai, apa yang kalian lihat, kalian rasakan selama menyiapkan acara adalah pendidikan. Kalian menata kursi itu pendidikan, kalian membuat background itu pendidikan, menyiapkan panggung adalah pendidikan, dan apa yang kalian lihat ini pendidikan,” jelasnya.

Biaya besar yang dikeluarkan ponpes untuk penyelenggaraan kegiatan, lanjutnya, tidak menjadi persoalan karena sebanding dengan mahalnya kualitas para santri yang akan dihasilkan. Pihak ponpes ingin melahirkan santri-santri yang paham pada kebutuhan zaman.

“Seluruh pengasuh Ponpes Wali ingin melahirkan kalian sebagai santri-santri yang paham kebutuhan zaman. Kalian hidup di zaman yang berbeda dengan kami. Tantangan kalian lebih keras dari apa yang kami alami,” kata KH Anis.

Ponpes Wali, imbuhnya, berkomitmen berjuang bersama-sama dalam membangun Indonesia, dengan membangun umat Islam yang tangguh, melahirkan kader yang paham kebutuhan zaman, dan menjawab persoalan dengan ilmu-ilmu keagamaan yang mumpuni.

Wakil Gubernur Jawa Tengah KH Taj Yasin Maimoen yang ikut menyaksikan pertunjukkan para santri berpendapat, perfomance art yang diselenggarakan merupakan inovasi dalam memeringati Bulan Muharram. Inovasi itu memang perlu dilakukan agar Islam tidak tertinggal.

“Ayo kita santri ini berinovasi. Punya pandangan dan imajinasi yang cemerlang. Dalam pembukaan tadi menggambarkan Islam pernah jaya. Ilmu kedokteran bermula dari Islam. Ilmu perbintangan itu ya dari Islam. Kenapa kita sendiri yang tidak bisa mengembangkan, bahkan cenderung ditinggalkan ” katanya.

Wagub mengajak agar umat Islam senantiasa berinovasi berdasar nilai-nilai Al Quran dan Al Hadist. Harapannya, di zaman globalisasi ini, ponpes bisa menjadi yang terdepan dalam berbagai hal, termasuk menjawab persoalan umat.

“Menjadi harapan kita bersama untuk mewujudkan santri-santri cemerlang. Santri-santri yang bahasa Kiai Anis mahal,” ucapnya.

Untuk mengasah kreativitas dan inovasi, Wagub Taj Yasin juga meminta anak-anak ponpes aktif mengikuti lomba. Pada peringatan Hari Santri tahun ini, Pemprov akan menyelenggarakan beberapa lomba, salah satunya karya tulis.

“Saya berharap dari anak-anak santri pondok Wali ikut andil dalam lomba ini. Dari lomba ini kami berharap masukan mengenai pembangunan Jateng dari para santri, ” pintanya.

Pada acara itu juga dilakukan launching Gerakan Donasi Sosial “Tangan Wali”. Kegiatan gerakan tersebut adalah membebaskan warga sekitar dari rentenir dengan memberikan pinjaman tanpa bunga.

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait