Pulihkan Ekosistem Pesisir, Pantai Sicepit Ditanami Mangrove

  • 18 Oct
  • bidang ikp
  • No Comments

BATANG – Ratusan orang berkumpul di Pantai Sicepit, Kabupaten Batang, Jumat (18/10/2019) pagi. Sesuai namanya, tak mudah untuk menjangkau tempat tersebut. Pengunjung mesti berjalan sekitar dua kilometer dari tempat parkir mobil, karena kondisi jalan tak memungkinkan dilalui kendaraan roda empat atau lebih.
Namun, demi misi khusus, yakni penanaman pohon mangrove untuk pemulihan ekosistem pesisir di kawasan pantai utara, mereka yang berasal dari jajaran pemerintahan, swasta, perguruan tinggi, komunitas, maupun masyarakat, tetap bersemangat menuju Pantai Sicepit. Dipimpin Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono KS, mereka pun menanam mangrove yang telah disediakan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, bekerja sama dengan PT Phapros. Seusai menanam, seluruh pengunjung membersihkan sampah yang berserakan di sepanjang pantai.
Sri Puryono mengungkapkan penanaman pohon mangrove ini merupakan wujud kepedulian bersama terhadap lingkungan, khususnya di wilayah pesisir. Dia paham betul dengan kerusakan hutan mangrove yang ada di Jawa Tengah, sehingga diperlukan gerakan untuk memperbaiki kerusakan tersebut.
“Di Jawa Tengah, (hutan mangrove) yang bagus itu hanya 23 persen, yang 77 persen itu rusak. Saya baru saja pulang dari Belanda membahas  Integrated Coastal Management (ICM). Saya paparkan di sana dan Belanda akan membantu kita. Jadi ini sudah cocoklah, klop,” ungkapnya di tengah Gerakan Penanaman Mangrove dan Pungut Sampah, untuk Pemulihan Ekosistem Pesisir di Pantai Sicepit, Jumat (18/10/2019).
Ditambahkan, untuk memperbaiki ekosistem pesisir pantai, pemerintah tak bisa melakukannya sendirian. Semua pihak harus turun tangan dan bersinergi, tidak hanya pelaku bisnis yang memberikan CSR, namun juga peran serta perguruan tinggi, komunitas, swasta, dan masyarakat.
Gerakan pungut sampah, katanya, juga dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat agar bisa mengelola sampah, termasuk membuang sampah dengan benar. Hal itu selaras dengan hasil Kongres Sampah beberapa waktu lalu, yang salah satu rekomendasinya membangkitkan kesadaran masyarakat untuk memilah dan mengolah sampah dengan benar.
“Tujuannya apa? Agar lingkungannya lestari, penduduk atau masyarakat akan lebih sejahtera,” tambahnya.
Dirut PT Phapros, Barokah Sri Utami mengungkapkan, pihaknya berupaya berperan menjaga lingkungan bersama masyarakat. Gerakan penanaman mangrove itu merupakanw wujud nyata Phapros dalam menjaga kelestarian lingkungan.
“Wujudnya adalah kita tidak hanya menanam mangrove tetapi juga menanam kebaikan-kebaikan yang lain. Khusus untuk hari ini kita menanam mangrove, merawat mangrove dan pada akhirnya kita akan memetik hasilnya untuk kita semua,” bebernya.
Sementara itu, Bupati Batang Wihaji berharap,  adanya gerakan menanam pohon mangrove dan pungut sampah di pesisir pantai makin menumbuhkan kecintaan terhadap lingkungan. Sehingga nantinya akan berdampak pada perkembangan pariwisata di Batang. Dia juga menghimbau agar wisatawan yang berkunjung di Batang jangan hanya singgah sehari, karena masih banyak destinasi yang bisa disambangi. (Hi/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait