Peran Aktif Masyarakat Percepat Penurunan Stunting Jateng

  • 27 Jun
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Masyarakat diharapkan terus berperan aktif mempercepat penurunan angka kasus stunting (anak kerdil akibat kekurangan gizi kronis). Sebab, hal itu terbukti efektif menurunkan angka stunting yang masih ada sampai sekarang.
Kepala Badan Kependudukan, Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Jawa Tengah, Widwiono mengatakan, penurunan angka stunting memerlukan peran berbagai pihak.
“Karena ini membutuhkan biaya, pemikiran, dan sebagainya. Effort ini banyak sekali dibutuhkan untuk (mengurangi) stunting, khususnya untuk pembiayaan,” kata Widwiono, dalam kegiatan Gerak Stunting Tingkat Kabupaten/Kota se-Eks Keresidenan Semarang, di Hotel Grandhika, Senin (27/6/2022).
Diakui, keterlibatan pihak dalam penanganan stunting terus bermunculan. Bahkan ada program pengasuhan anak stunting, dengan bantuan berupa pemberian makanan tambahan selama enam bulan, di antaranya dari PT Indofood Sukses Makmur, Baznas Provinsi Jateng dan baznas kabupaten kota, Hotel Safin Kabupaten Pati, Bank Jateng, dan pihak lainnya.
“Perlu gotong royong, tidak hanya di-support anggaran pemerintah, tapi harus di-support pembiayaan masyarakat,” sambungnya.
Menurut Widwiono, BKKBN terus melakukan kerja sama dengan berbagai pihak, baik internal di provinsi maupun dengan kabupaten/kota. Selain itu juga, ada juga Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) yang tersebar di 35 kabupaten/kota hingga.tingkat desa. Mereka bekerja secara bersama.
Ditambahkan, tim itu terdiri dari pimpinan OPD, seperti dinas kesehatan yang memimpin percepatan stunting di bidang penyebab spesifik seperti pemenuhan gizi, dinas perempuan untuk konseling, dinas PU untuk penanganan infrastruktur.
“Sebab penyebab stunting salah satunya karena infrastruktur yang kurang bagus. Kita secara bersama-sama mengeroyok secara konvergen,” ujarnya.
Widwiono menuturkan, sampai saat ini upaya penurunan kasus stunting terus dilakukan. Sampai sekarang, angka stunting sudah turun dari 27,6 pesen menjadi 20,9 persen. Sedangkan angka stunting nasional turun dari 27,6 persen ke 24 persen.
“Jawa Tengah sudah leading penurunanya, hampir tujuh persen. Bagus sekali,” beber Widwiono.
Meski demikian, pihaknya tidak lantas berpuas diri. Sebab, nasional tetap meminta Jateng untuk mempercepat lagi melakukan penurunan kasus. Praktis harus ada strategi yang diubah, khususnya untuk mencegah sebelum terjadinya stunting.
Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyambut baik kegiatan Gerak Stunting, karena merupakan ajang koordinasi antara pemerintah dan pihak terkait lain. Dalam kesempatan ini, pihaknya mengusulkan adanya demo memasak menu pencegahan stunting, hingga inovasi Sistem Informasi Perizinan Tenaga Medis Layanan Cepat Terintegrasi Kota Semarang atau yang disingkat Simpanglima.
“Kita keliling 16 kecamatan dengan membuat, yang namanya Dahsyat, Dapur Sehat Atasi Stunting. Kemudian pemberian makanan tambahan. Dengan itu, diharapkan mempercepat penurunan stunting,” terangnya. (Ak/Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait