Pendidikan Tak Sebatas Dalam Pagar Sekolahan

  • 16 Sep
  • bidang ikp
  • No Comments

Demak – Pendidikan Indonesia ke depan harus mampu mencetak lulusan yang memiliki keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan di era masa depan. Selain itu, Indonesia butuh generasi cerdas, yakni orang yang mampu beradaptasi, menguasai teknologi, serta punya perilaku yang baik.

Hal itu diungkapkan pakar pendidikan vokasi Universitas Negeri Semarang Prof Dr Joko Widodo MPd pada Stadium General Universitas Sultan Fatah (Unisfat) Demak tahun akademik 2018/2019 di Pendapa Pemkab Demak, Minggu (16/9). Hadir pula dalam Kuliah umum bertema “Revolusi Mental di Era Disrupsi” itu, Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Demak Drs Anjar Gunadi MPd, serta Rektor Unisfat Dra Suemi MSi.

Profesor Joko Widodo memaparkan, jumlah pengangguran di Indonesia cukup tinggi. Kondisi tersebut terjadi salah satunya karena sebagian besar sumber daya manusia yang ada tidak berkompetensi. Untuk itu Indonesia membutuhkan generasi cerdas, yakni orang yang mampu beradaptasi, menguasai teknologi, serta punya perilaku yang baik.

“Dan kecerdasan dibentuk dari proses pendidikan. Bagaimana menyiapkan generasi muda menjadi orang yang produktif dan bertanggung jawab pada diri sendiri dan bagi masyarakat,” bebernya.

Menurut Prof Joko, ke depan pendidikan harus mampu mencetak lulusan yang memiliki keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan di era masa depan. Maka tugas satuan pendidikan formal dan nonformal menerapkan proses pendidikan secara benar dan tepat.

“Mengapa pendidikan, karena menurut saya tidak ada cara lain, karena teknologi itu bisa dikembangkan, bisa ditransformasikan melalui pendidikan,” terangnya.

Joko meminta supaya masyarakat jangan mendeskripsikan pendidikan hanya sebatas dalam pagar sekolahan atau tembok kelas. Pendidikan itu bisa berproses di dalam kelas maupun di luar kelas. Sehingga ke depan Indonesia mempunyai harapan luar biasa dari proses pendidikan di Indonesia. Di antaranya mampu memanfaatkan bonus demografi pada 2045 atau tepat 100 tahun Kemerdekaan RI. Jika itu terjadi, Indonesia bisa menggerakkan diri menjadi negara super power atau paling tidak menjadi ‘Macannya Asia’ seperti di era 1990-an. Semua itu tergantung proses pendidikan maupun masing-masing pelajar dan mahasiswa yang saat ini mengikuti pendidikan.

“Jika kita tidak bisa memanfaatkan bonus demografi, yang terjadi adalah bencana demografi, di mana jumlah penduduk yang besar menjadi beban ekonomi bangsa,” terangnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Taj Yasin menyebutkan, untuk menciptakan generasi cemerlang di masa depan, orang tidak hanya masuk perguruan tinggi atau ruang kelas. Lebih dari itu, mereka mesti memiliki semangat belajar, mengasah keterampilan dan keahlian diri. Pada era serbadigital ini pun, ilmu agama tidak kalah penting karena agama selaras dengan perkembangan zaman.

Manfaat era digital bisa diambil atau tidak tergantung dari diri setiap orang. Dia mencontohkan beberapa bisnis yang sekarang berkembang sebenarnya hanya sistem yang dikembangkan dan lebih canggih. Seperti, pemilik Facebook yang bekerja sambil duduk manis di rumah, membuat sistem digital yang digunakan oleh hampir seluruh dunia. Selain itu bisnis ojek kini dikelola dengan sistem online.

“Saya mengajak masyarakat Jawa Tengah, ayo kita pelajari digital, terlebih di lembaga pendidikan. Sektor pendidikan mungkin ke depan sekolah tidak lagi memiliki tempat, tetapi mempunyai siswa-siswi serta mahasiswa banyak dengan penyampaian materi pelajaran secara online,” terangnya.

Ditambahkan, menciptakan generasi cerdas dan berakhak baik tidak lepas dari revolusi atau perbaikan mental. Bahkan tidak hanya di level mahasiswa atau pelajar, tetapi kita revolusi sampai ke instansi-instansi pemerintah.

“Kita ingin memperbaiki bareng-bareng supaya menjadi insan yang jujur. Kalau kejujuran itu sudah ada, Insya Allah apa mulai dari kehakiman, Kejaksaan, polisi sampai ke KPK, tidak lagi bekerja keras mengawasi diri kita. Sebab revolusi mental itu sudah kita implementasikan di hati kita masing-masing, sehingga mental akan menjadi tangguh,” bebernya.

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait