Peduli Sungai Jangan Cuma Omong

  • 07 Aug
  • Prov Jateng
  • No Comments

Klaten – Peduli terhadap sungai, gunung maupun laut jangan hanya digembar-gemborkan, tidak perlu dengan ide atau gagasan yang tinggi dan hebat, melainkan harus dipraktikan dengan nyata meskipun aksinya kecil.

“Bukan ide yang gede-gede menggantung gantung itu tidak, yang saya senang tidak ngomong tok. Ini yang harus dicatat, stabilo, diorek-orek sehingga tulisannya paling cetha. Jadi teori-teori yang ada diberikan oleh teman-teman ini harus dipraktikan,” pinta Gubernur Jateng H Ganjar Pranowo SH MIP saat memberi pembekalan dalam pembukaan Sekolah Sungai Angkatan IV dan Sekolah Gunung Angkatan 1 serta Deklarasi Gerakan Masyarakat Cinta Sungai di pelataran Candi Plaosan, Klaten, Minggu (6/8) petang.

Menurutnya, kepedulian terhadap sungai, gunung, dan laut terkait erat dengan pengurangan risiko bencana, namun lebih dari ada keindahan, kesehatan, peningkatan kesejahteraan masyarakat, bahkan investasi intelektual. Sebagai contoh, pengelolaan air di Umbul Ponggok Klaten yang mampu mengemas sumber air menjadi tempat wisata menarik.

“Bahkan karena pendapatan BUMDes Umbul Ponggok mencapai lebih dari Rp 10 miliar, maka masyarakat Ponggok ada program satu rumah satu sarjana. Saya juga senang kemarin ada masyarakat galakkan program tebar benih ikan ke sungai bagi orang yang menikah,” katanya.

Ganjar menambahkan, Jawa Tengah butuh kekuatan-kekuatan berbagai kelompok termasuk masyarakat, perguruan tinggi melulai riset-risetnya, serta pemerintah untuk memunculkan kepedulian semua pihak terhadap sungai, gunung, serta laut. Setidaknya keterlibatan komunitas-komunitas peduli alam dan lingkungan guna pengurangan risiko bencana.

“Spirit deklarasi tadi adalah gotong royong. Kekuatan dari berbagai kelompok itu kemudian dikawinkan agar memunculkan kepedulian. Apalagi Sekolah Sungai di Klaten adalah juaranya,” katanya.

Ditambahkan, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sampai awal Agustus 2017, kejadian bencana di Jawa Tengah 2016 naik dibanding 2015, yakni dari 1.573 kejadian menjadi 2.112 atau 34.26 persen. Paling banyak banjir 296 tanah longsor 970 kali kebakaran 468 kali angin topan 418 kali dengan total kerugian Rp 3,2 triliun.

Sementara itu pegiat Sekolah Sungai dan Gunung Prof Suratman menjelaskan, deklarasi gerakan masyarakat cinta sungai untuk Indonesia sejahtera yang telah dideklarasikan bersama berisi komitmen semua pihak untuk terus bergotong royong mengelola sungai, membangun kerjasama, kebersamaan relawan mengelola sungai.

Mantan Wakil Rektor UGM ini mengatakan, Sekolah Sungai dan Gunung yang diikuti sekitar 70 peserta dari 28 kota/kabupaten berbagai provinsi itu, akan diadakan selama satu pekan di Kampus Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada (UGM), serta beberapa tempat yang mendukung program tersebut.

“Kami menyambut baik inisiatif BNPB yang bekerja sama dengan perguruan tinggi, komunitas, masyarakat, TNI, Polri untuk mengadakan sekolah gunung dan sungai bagi relawan dan masyarakat,” ucapnya.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait