Oase Kreativitas di Balik Jeruji Besi

  • 17 Aug
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Terbelengu dibalik jeruji besi tak membuat Handang Sukarno berpangku tangan, apalagi meratapi nasibnya. Warga Binaan Pemasyarakatan Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang ini terus berkreasi membuat berbagai karya yang hanya memiliki nilai jual tinggi, sekaligus membantu warga binaan lainnya.
Dengan tangan terampil dan ide kreatifnya, berbagai kerajinan tangan tercipta. Salah satunya gantungan kunci multifungsi yang dilengkapi dengan kompas untuk penunjuk arah salat, flashdisk, dan juga dapat dipakai sebagai tatakan handphone. Gantungan kunci inovatif ini berhasil meraih Juara II Nasional Lomba Suvenir Hotel Pameran Produk Unggulan Narapidana 2019. Dibandrol dengan harga mulai Rp25 ribu hingga Rp85 ribu, karya Handang ini pun telah dipasarkan dan banyak dipesan oleh sejumlah BUMN untuk suvenir.
Tak hanya gantungan kunci, ada pula meja resin dipadu dengan limbah kayu, yang dapat menyala jika malam hari. Meja ini pun menyabet juara III produk karya seni pada Pameran Produk Unggulan Narapidana ke-7 dalam rangka Hari Bakti Pemasyarakatan ke-55 dari Kementerian Perindustrian RI, di Plasa Pameran Industri.
Tak berhenti di situ, pria setengah baya yang telah menghuni LP Kedungpane selama empat tahun itupun membuat gitar dari resin, akuarium, dan berbagai kerajinan tangan dari resin.
Ditanya apakah setelah bebas dan pulang ke keluarganya kembali akan meneruskan kerajinan tangannya? Handang mengaku lebih tertarik membuka usaha kuliner karena istrinya jago memasak. Ketrampilan kerajinan yang dikembangkan di LP untuk membantu teman-teman sesama warga binaan agar membuat produk yang dapat dijual saat bebas kelak.
“Ke depan saya berencana membuka warung kecil-kecilan, soalnya istri saya jago masak. Saya buat kerajinan ini karena untuk membantu adik-adik saya di sini untuk menghasilkan produk yang bisa dijual ke depannya,” ujar pria yang tersandung kasus tipikor itu.
Handang menuturkan, pengelola LP Kedungpane memberikan kebebasan warga binaannya untuk berkreasi. Banyak pembinaan dan pelatihan yang ada di LP, bahkan seringkali mendatangkan para ahli untuk melatih warga binaan.
Keterampilan yang luar biasa pun ditunjukan oleh Donna. Dia membuat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang hadir pada Upacara Penyerahan Remisi Umum Tahun 2019 dalam Rangka Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang, Sabtu (17/8/2019), kaget dengan hasil lukisannya. Donna menggambar orang nomor satu itu dengan apik sehingga membuat Ganjar terpesona. Setelah memberikan lukisan tersebut, dengan luwes Donna menari Tarian Kolosal Indonesia bersama warga binaan lainnya.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menekankan pentingnya pembinaan bagi warga LP. dia meminta agar berbagai pelatihan semakin diperbanyak agar kelak ketika warga binaan kembali kepada keluarga dan masyarakat, lebih percaya diri dan menjadi pribadi yang baik.
“Pembinaan untuk warga binaan pun harus ditingkatkan. Agar kemudian hari ketika mereka pulang di masyarakat dan keluarga lebih percaya diri sehingga dapat membangun negaranya menjadi lebih baik. Tidak ada hambatan hambatan sosial,” ujar Ganjar.
Staf Pembinaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang Fajar Sodiq menjelaskan, pembinaan di LP Kedungpane selalu ditingkatkan. Ada dua pembinaan di LP tersebut, yaitu kepribadian dan kemandirian. Untuk kepribadian meliputi pembinaan rohani, intelektual, hukum, seni dan olahraga, berbangsa dan bernegara. Pembinaan kemandirian antara lain melalui kegiatan pelatihan menjahit, persepatuan, kuliner, memasak dan handicraft.
Ditambahkan, dalam pembinaan pihaknya juga bekerja sama dengan pihak ketiga, salah satunya CV Properti yang menyediakan bahan baku dan pemasaran. Untuk pemasaran, produk-produk karya binaan telah dipasarkan secara online, melalui media sosial maupun online marketplace. Dalam pendistribusiannya, LP pun bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan UKM.
Pada kesempatan yang sama juga diberikan remisi untuk warga binaan. Kepala Kanwil Hukum dan HAM Jawa Tengah Sutrisman menuturkan, dari 13.457 warga binaan di Jawa Tengah ada 6.556 warga binaan yang mendapat remisi dalam rangka memperingati HUT ke-74 Kemerdekaan RI. Remisi diberikan kepada warga binaan memenuhi syarat berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan, Pasal 34.
Salah satu warga binaan yang mendapat remisi adalah Taufik Ismail yang mendapat keringanan lima bulan dari total lama tahanan empat tahun. Taufik mengaku senang dengan remisi yang didapatkan. Selama di LP, pria yang tersandung kasus pembunuhan ini aktif mengikuti kegiatan rohani dan membantu registrasi. Setelah bebas, dia bertekad menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan menjadikan yang telah terjadi sebagai pelajaran. (Ic/ Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait