Lebih Banyak Baca WA atau Alquran?

  • 16 May
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Tarawih Keliling Badan Amalan Islam (BAI) Jateng dan Peringatan Nuzulul Quran di Masjid At Taqwa Mapolda Jateng Jalan Pahlawan, Semarang Rabu (15/5/2019) malam menghadirkan KH Ahmad Yani dari Banyudono, Boyolali sebagai penceramah.

Dalam tausiahnya, Kiai Ahmad Yani menyampaikan, Ramadan harus disyukuri oleh seluruh umat. Karena, tidak tentu setiap orang bisa bertemu Ramadan setiap tahunnya. Karena, kalau sudah meninggal dunia, ia tak akan ditemui bulan penuh berkah dan rahmah tersebut.

“Dari 12 bulan dalam setahun, Ramadan merupakan bulan yang diberikan Allah sebagai kesempatan umat untuk bertakwa. Hakikat takwa itu ada lima. Resik atine (bersih hatinya), jujur ngendikane (jujur perkataannya), becik tumindake (baik perilakunya), dan sregep ngibadahe (rajin beribadah),” tuturnya.

Bersih hatinya menurut Kiai Ahmad Yani, setiap orang harus selalu melihat orang lain dari sisi baiknya, tidak menjadi orang yang iri, dengki dan segala sifat kejelekan mendominasi watak dan perilakunya.

Sedangkan baik perilaku diimplementasikan dalam perbuatan yang sesuai dengan Alquran. Karena, saat ini banyak orang yang bisa membaca, khatam bahkan hafal Alquran, tetapi tidak mengamalkannya pada perbuatan sehari-hari. Alquran cenderung menjadi makmum, ketimbang imam. Padahal, Alquran diturunkan sebagai petunjuk manusia.

“Jujur ngendikane, becik tumindake itu jangan pernah menjelekkan, menghina dan mencaci orang lain. Karena, justru orang yang menghina itu lebih hina. Jangan pula mencari keburukan orang lain. Orang akan sangat mudah mencari keburukan orang lain ketimbang keburukannya sendiri,” paparnya.

Berkata selalu baik menjadi hakikat orang bertakwa. Jika tidak bisa berkata baik, Kiai Ahmad Yani pun meminta para jamaah yang hadir untuk memilih diam saja. Selalu menerima pemberian Allah juga harus dilakukan sebagai upaya menjadi orang bertakwa.

Mencari kepuasan dunia, tidak akan membuat orang puas dan berhenti. Karena, tanda dicintai Allah itu diberikan rezeki selalu cukup. Korupsi, kata dia, menjadi contoh orang yang tidak pernah bersyukur atas pemberian Allah.

“Ramadan ini, perbanyaklah membaca Alquran, bukan malah membaca setan gepeng, alias handphone. Coba, jamaah di sini. Lebih banyak baca WA atau Alquran?” tanya Kiai Ahmad Yani.

Para jamaah pun mengaku, lebih banyak membaca WA ketimbang membaca Alquran sambil tertawa.

Salat tarawih delapan rakaat dan salat witir tiga rakaat yang diimami Ketua MUI Jateng KH Ahmad Daroji itu, juga dihadiri Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, Sekda Jateng Sri Puryono, Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel, Kepala Kanwil Kemenag Jateng Farhani, tokoh Muhammadiyah Jateng KH Musman Tholib dan para pengurus BAI Jateng.

Dalam sambutannya, Kapolda menyampaikan ucapan terima kasih kepada tamu yang sudah hadir di Masjid At Taqwa dan ucapan terima kasih kepada masyarakat di Jateng yang sudah turut menjaga pemilu.

“Masyarakat sudah dewasa menghadapi pemilu dan ini patut disyukuri. Mari, kita kembali bersatu memperkuat kesatuan dan persatuan. Jangan mudah dipecah belah maupun diadu domba. Tingkatkan silaturahmi dan koneksi sosial,” pesannya.

Sebelum tausiah disampaikan, sambil menikmati hidangan yang disediakan oleh panitia, ratusan jamaah pun dihibur grup rebana kolaborasi Polri dan TNI yang melantunkan Lir-ilir, selawat dan qomarun. (Sy, Humas Jateng)

Berita Terkait