Lebaran Momentum Tingkatkan Ibadah dan Kinerja

  • 22 Jun
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Ramadan bulan yang mulia dengan segala kebaikannya telah berlalu, dan Hari Raya Idul Fitri pun telah tiba. Kendati Ramadan telah lewat, umat muslim harus terus bertakwa dengan sungguh-sungguh kepada Allah, meningkatkan iman, amal, ibadah, serta kinerja.

“Pada suasana lebaran seperti sekarang kita harus meningkatkan iman dan takwa. Dalam surat Ali Imran ayat 102, kita diperingatkan agar benar-benar bertakwa kepada Allah. Bulan Syawal adalah bulan peningkatan, mari kita tingkatkan amal kebaikan termasuk kinerja kita,” ujar Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP saat memberi sambutan pada acara Halalbihalal di Aula Kantor Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jateng, Jumat (22/6).

Selain seluruh pejabat, staf, dan Dharma Wanita di lingkungan Dinas Komunikasi dan Informatika Jateng, acara yang dirangkai dengan peringatan ulang tahun ke-53 Kepala Disominfo Jateng, Dadang Somantri tersebut, juga dihadiri budayawan Pri GS, komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) dan Komisi Informasi Provinsi Jateng, serta stakeholder terkait.

Selain perintah bertakwa dengan sungguh-sungguh kepada Allah, lanjut sekda, pada surat Ali Imran ayat 134 dijelaskan ciri-ciri orang bertakwa. Di antaranya menginfakkan hartanya di waktu luang dan sempit, serta meningkatkan iman setelah puasa sebulan penuh.

Ciri lainnya adalah mampu menahan amarah, mudah memaafkan kesalahan orang lain, jika akan berbuat keji selalu ingat kepada Allah lalu memperbaiki diri, serta gemar berbuat kebajikan. Bagaimana pun Allah suka kepada umat Islam yang senantiasa melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Menurut sekda, bagi yang meyakini hal itu, maka dari tahun ke tahun mereka akan selalu meningkatkan iman dan takwa. Terutama saat Ramadan dan setelahnya, senantiasa melaksanakan ibadah dan berbuat kebajikan terhadap sesama, serta sikap dan pikiran semakin baik.

“Itu tandanya puasa kita diterima Allah, begitu pula sebaliknya. Tetapi apabila selama dan setelah Ramadan ibadahnya ‘ora cetha‘ berarti puasanya hanya mendapat lapar dan dahaga,” terangnya.

Sekda menjelaskan, pada perayaan Hari Raya Syawalan seperti ini, ada makanan khas sekaligus menjadi simbol yang sarat makna, yakni “Kupat”. Dalam budaya Jawa Kupat terdiri dari empat L, yaitu “Lebaran”, “Lebur” atau saling memaafkan, “Luber” yang berarti memberikan kepada orang lain, kemudian ‘Labur” atau putih bersih.

“Lebaran dan budaya lebur menjadi satu kemudian munculah kepribadian dan budi pekerti. Jadi agama oke dan budaya yang tidak bertentangan dengan agama dan norma masyarakat tetap jalan,” bebernya.

Sementara itu, Kepala Diskominfo Dadang Somantri menambahkan, ramadan menjadi pembelajaran mengenai disiplin, keikhlasan, serta kepedulian sosial. Ketiganya itu diharapkan dapat terus diterapkan dalam keseharian, sehingga menjadi pribadi yang lebih baik.

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait