Kulit Telur Hasilkan Omzet Rp 7 Juta/ Bulan

  • 25 Jan
  • bidang ikp
  • No Comments

Purworejo – Limbah apapun bisa menjadi barang bernilai jual tinggi apabila berada di tangan orang-orang kreatif. Seperti limbah kulit telur yang bagi sebagian orang dianggap tidak bermanfaat.

Di tangan Heri Sutrisno warga Bajangrejo RT 2 RW I Banyuurip Purworejo, limbah kulit telur bisa disulap menjadi berbagai kerajinan cantik. Harganya pun, sudah pasti tinggi.

Saat Ngopi Bareng Mas Ganjar, di Pendapa Desa Jono Kecamatan Bayan Purworejo, Kamis (25/1), Heri menceritakan, sebelum akhirnya memilih limbah kulit telur, dia sudah mencoba berbagai bahan baku, seperti pasir putih, pasir hitam, daun pisang dan batok kelapa. Namun, bahan Baku tersebut peminatnya lebih sedikit dibandingkan kulit telur. Sehingga, pada akhirnya tiga tahun lalu dia menjatuhkan pilihan untuk fokus pada limbah kulit telur.

Limbah kulit telur dia dapatkan dari ibu rumah tangga di sekitar rumahnya, penjual nasi goreng, dan toko roti. Limbah itu didapatkannya secara gratis. Meski gratis, dia juga memberikan kompensasi berupa kerajinan buah karyanya.

“Selain lebih banyak diminati, kulit telur lebih fleksibel digunakan. Bisa dibuat ornamen barang fungsional, seperti kotak tisu, celengan, tempat sisir ataupun hiasan dinding. Misalnya lukisan vintage,” tutur ayah dua putera itu di hadapan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP.

Untuk satu lukisan vintage dengan media berukuran 70 cm X 50 cm, dibutuhkan waktu paling tidak dua minggu untuk menyelesaikannya. Memang, menyelesaikan lukisan, lebih rumit dibandingkan dengan membuat ornamen lainnya.

“Membuat lukisan, terutama orang itu lebih sulit. Sebab, harus persis dan dua kali menggambar. Pertama menggambar sketsanya, kemudian setelah kulit telur tertempel, sketsa awal tadi jadi tidak tampak, sehingga harus diulang,” terang dia.

Setelah kulit telur ditempelkan, lanjut dia, masih ada proses sampai tujuh kali. Antara lain dicat dan kering, kemudian diampelas. Jika yang dibuat lukisan, selanjutnya digradasi. Setelah itu, debu dibersihkan, kemudian di-clear menggunakan water based.

“Saya menggunakan water based. Jadi bahan finishing-nya tidak pakai bahan kimia. Ramah lingkungan,” jelas dia.

Keunikan karya Heri, mampu menarik perhatian Ganjar. Tak butuh waktu lama untuk memutuskan, orang nomor satu di Jawa Tengah itu langsung membeli lukisan vintage bergambar mantan Presiden Soekarno, saat Heri memajangnya di pameran UMKM Ngopi Bareng Mas Ganjar. Sebelumnya, Ganjar juga pernah memesan lukisan bergambar dirinya pada April tahun lalu. Lukisan kulit telur itu dijual Heri dengan harga Rp 2 juta.

Berbekal keseriusannya mengembangkan usaha kerajinan limbah kulit telur, kini dia sudah memiliki sembilan karyawan. Dia memberdayakan ibu rumah tangga di lingkungannya. Rata-rata per hari karyawannya mendapatkan penghasilan berkisar Rp 15.000 -sampai Rp 20.000, tergantung banyak sedikitnya pesanan yang Heri terima. Ditanya soal omzet per bulan, dia mengaku mendapatkan antara Rp 5 juta sampai Rp 7 juta.

“Untuk pemasarannya, minggu pagi biasanya di CFD Purworejo, Magelang, Sunday Morning di Yogya dan setor ke enam toko kerajinan di Yogya. Di samping itu, mengikuti pameran yang diselenggarakan dinas,” ungkapnya.

Untuk mengembangkan usahanya, sekitar setahun lalu, Heri mengambil kredit Mitra 25 dari Bank Jateng sebesar Rp 10 juta. Per bulan, hanya mengangsur Rp 448 ribu. Angsuran yang menurutnya ringan itu, sangat membantu pengembangan usaha.

Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan, kreativitas membuat limbah kulit telur punya nilai tinggi. Dukungan modal, juga membuatnya berkembang.

Bathi resik kira-kira Rp 3,5 juta. Kurang luwih sing Rp 500 ribu kanggo bayar utang. Niki niku usahane tambah langgeng. Mangke rong tahun rampung utange, tambahi malih, pasare mbuka, tambah gedhe,” katanya

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait