Kuda Pustaka, Buah Pejuang Literasi Tangguh

  • 12 Jul
  • bidang ikp
  • No Comments

PURBALINGGA – Bersama Luna, sejak 2014 Ridwan Sururi (45) telah melakoni sebagai aktivis literasi di lereng Gunung Slamet, Desa Serang Kecamatan Karangreja Purbalingga. Meski telah memiliki 7.000 koleksi buku, gedung permanen perpustakaan tidak dia miliki. Kekurangan itulah yang dia adukan saat dipanggil Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, di SMAN 1 Purbalingga, Jumat (12/7).

Saban Senin hingga Jumat, Ridwan Sururi keliling antar desa di Kecamatan Karangreja untuk meminjamkan ratusan buku. Sasarannya adalah Sekolah Dasar dan TPQ. Untuk membawa ratusan buku itu, dia mengandalkan dua kotak kayu yang diletakkan di punggung Luna, seekor kuda jenis Sumba yang dia pelihara sejak umur sembilan bulan.

“Paling hanya menyisakan beberapa buku setiap pulang rumah, habis dipinjam. Gratis, tidak ditarik biaya apapun. Hanya saya catat nama, judul buku dan sekolahnya,” kata Ridwan.

Dia hanya tamatan SMP. Tidak memiliki keterampilan apapun, kecuali merawat kuda. Alhasil sejak lulus SMP dia hanya bekerja ngarit, mencari rumput untuk pakan kuda dan menjajakan kuda wisata di kebun strawberry di kampungnya. Itupun bukan kuda milik sendiri.

Keakrabannya dengan kuda itu ternyata membawa keberkahan, saat salah satu juragan kuda mengatakan ingin berbuat lebih dengan kuda yang dirawat Ridwan. Ridwan lantas menyodorkan ide keliling desa sambil membawa buku-buku dongeng. Lantaran dirinya suka mendongeng, bahkan dongeng karyanya saat kecil disiarkan di Radio Republik Indonesia (RRI).

“Juragan itu akhirnya memberi saya 150 eksemplar buku untuk saya bergerak. Saya menamainya Kuda Pustaka. Dan alhamdulilah sekarang sudah punya 7.000 buku dan sepuluh kuda, ada kuda titipan dan sumbangan,” katanya.

Ribuan buku itu dia kelompokan di rak rumahnya layaknya di perpustakaan. Dia pun harus merelakan tiga ruang di rumahnya penuh sesak dengan buku. Hal itu pula yang dia katakan saat bertemu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di SMAN 1 Purbalingga dalam Lomba Perpustakaan Sekolah/Madrasah Tingkat Nasional Tahun 2019.

“Saya bantu sepuluh juta untuk bangun perpustakaan di rumah ya. Masih ada lahan to? Besok harus mulai dibangun,” kata Ganjar.

Menurut Ganjar, Ridwan merupakan pejuang literasi tangguh. Bukan hanya bertahan dengan Kuda Pustaka-nya, rumahnya pun dia relakan untuk gerakan pengayaan literasi. Tidak heran selain anak-anak SD dan TPQ, siswa-siswi SMA pun kerap bertandang ke rumah Ridwan.

“Dia pejuang betul. Sabtu dan Minggu dia bekerja, Senin sampai Jumat dia mengabdi pada masyarakat untuk mau membaca,” katanya.

Tidaklah mengherankan, gerakan literasi Ridwan itu tercium harum media dan lembaga-lembaga nasional sampai internasional. Dari NBC Amerika, NHK Jepang, BBC hingga lembaga USAID pun kepincut dengan cara Ridwan.

“Ini cara yang paling kreatif dan unik mendorong literasi agar literatur kita tidak tertinggal,” katanya. (Humas Jateng)

 

 

Berita Terkait