Kongres Perempuan Hasilkan 7 Maklumat

  • 26 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Kongres Perempuan Jawa Tengah I yang dilaksanakan dua hari, sejak 25 November, menghasilkan tujuh maklumat yang dibacakan pada penutupan kongres, Selasa (26/11/2019) di Hotel UTC.

Tujuh maklumat yang dihasilkan dalam kongres adalah mendorong dan memberikan ruang seluas-luasnya kepada perempuan untuk terlibat aktif dalam pengambilan keputusan dan penentuan arah pembangunan, mendorong terciptanya relasi sosial yang aman, nyaman, dan tidak diskriminatif dalam rangka meningkatkan pemberdayaan perempuan, dan mendorong perempuan untuk menempati posisi strategis di pemerintahan, dunia usaha, perguruan tinggi dan masyarakat.

Maklumat berikutnya adalah mendorong terwujudnya kerja sama yang kuat antara perempuan dengan pemerintah, dunia usaha, perguruan tinggi, ormas, keagamaan dan komunitas dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang adil, demokratis dan sejahtera.

Kemudian, menguatkan kapasitas dan peran perempuan dalam membangun perdamaian, menghapus intoleransi, kekerasan, perdagangan perempuan dan perkawinan anak yang telah menghambat pemberdayaan perempuan, mengonsolidasikan dan menyinergikan seluruh pengetahuan, karya, temuan dan ketrampilan perempuan untuk mendorong terwujudnya pemerintahan yang demokratis dan sejahtera, dan maklumat terakhir adalah mendorong penghapusan norma sosial dan tradisi yang menghalangi perempuan untuk terlibat aktif dalam upaya mewujudkan tatanan sosial yang setara dan adil.

Maklumat yang dicetuskan dari hasil Kongres Perempuan Jawa Tengah I,  direspon positif oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Penjabat Sekda Provinsi Jawa Tengah Herru Setiadhie yang menutup kegiatan kongres mengatakan, maklumat tersebut merupakan representasi persoalan yang dihadapi selama ini. Seperti toleransi yang saat ini menjadi barang mahal, atau relasi sosial yang semakin dijauhkan karena kehadiran smartphone.

“Tadi ada satu kata intoleransi. Sekarang sesama umat muslim saling mengafirkan. Apalagi dengan agama lain. Padahal ajaran kita Bhinneka Tunggal Ika. Saling menghormati,” tuturnya.

Herru juga mencontohkan persoalan terorisme yang pelakunya sebagian besar generasi millenial. Dia mensinyalir, perbuatan mereka sebagai akibat kurangnya komunikasi dan kasih sayang dari orang tua. Maka merespon hasil dari Kongres Perempuan Jawa Tengah, pihaknya memastikan hasil yang telah disepakati dapat terakomodasi dalam perencanaan pembangunan, baik jangka pendek, menengah maupun panjang. Setiap SKPD juga akan diminta untuk memberikan peran sesuai kewenangan mereka untuk membantu implementasi hasil kongres.

“Kalau betul-betul diimplementasikan, saya yakin Kongres Perempuan akan memberikan manfaat bagi bangsa dan negara, khususnya Jawa Tengah,” pungkas dia. (Humas Jateng)

Berita Terkait