Keluarga Kunci Pencegahan “Stunting” di Masa Pandemi

  • 15 Jul
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Peran keluarga sangat penting untuk menekan angka stunting di masa pandemi Covid-19. Hal itu disampaikan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah, Siti Atikoh Ganjar Pranowo saat menjadi narasumber dalam diskusi “Keluarga Sebagai Komponen Kunci Pencegahan Stunting : Kisah Sukses Wonosobo”, melalui Webinar, Rabu (15/7/2020).

 

Dalam diskusi tersebut hadir pula beberapa narasumber seperti Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yulianto Prabowo, Direktur Program LPTP Sumino, Kepala Bappeda Wonosobo Tarjo, Dosen Fema ITB Dwi Hastuti, serta Direktur Sustainable Development Danone Indonesia Karyanto Wibowo.

 

“Angka stunting di Jawa Tengah tahun 2019 menurun, karena PKK dan semua stakeholder mengeroyok untuk pencegahan stunting,” ujar Atikoh.

 

Menurutnya, selama ini PKK sangat aktif dan fokus melakukan pencegahan stunting dengan berbagai program. Di antaranya, posyandu, sosialisasi dan edukasi, serta mengaplikasikan program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng.

 

“Posyandu memang menjadi ujung tombaknya. Namun, saat ini sedang pandemi, sehingga semua kegiatan terhambat dan tidak bisa berjalan normal. Ini dikhawatirkan angka stunting akan naik,” imbuh Atikoh.

 

Ia memberikan solusi, keluarga memiliki peran sangat penting peran dalam pencegahan. Keluarga mampu menjadi ruang edukasi sekaligus pengawasan dalam menjalankan program-program pencegahan, mulai dari pola hidup sehat dan pemberian asupan makanan yang dibutuhkan.

 

Selain keluarga, program pencegahan stunting perlu dikolaborasikan dengan semua pihak terkait. Seperti, sekolah untuk edukasi pencegahan di kalangan remaja.

 

“Pencegahan stunting selain dilakukan untuk ibu hamil, juga bagi remaja. Karena problem remaja biasanya anemia, kalau tidak diantisipasi juga akan berpengaruh nantinya. Jadi, selain keluarga, pencegahan stunting juga harus dilakukan dengan berkolaborasi semua pihak,” tuturnya.

 

Atikoh menerangkan, meski pandemi menghambat program kesehatan PKK, namun pihaknya tetap berinovasi supaya penanganan kesehatan terus berjalan.

 

“Kami melakukan sosialisasi, edukasi dan pengawasan melalui online atau media sosial. Selain itu, bantuan yang diberikan bukan hanya yang mengandung karbohidrat, tapi juga yang mengandung nutrisi, protein, dan gizi yang cukup,” ungkapnya.

 

Dosen Fema ITB Dwi Hastuti membenarkan apa yang disampaikan Atikoh, jika  program pencegahan stunting perlu dikolaborasikan semua pihak. Sebab, program tersebut bukan hanya kesehatan, tetapi soal generasi penerus bangsa.

 

“Penguatan fungsi keluarga sangat penting. Selain itu perlu sinergitas program. Karena menangani stunting itu bukan hanya intervensi spesifik, tapi juga perlu intervensi sensitif,” ungkapnya.

 

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo menuturkan, program pencegahan stunting tersebut sebagai salah satu program untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045.

 

“Untuk itu, peningkatan kualitas manusia menjadi perhatian. Sehingga bukan hanya di bidang kesehatan, tapi juga semua elemen bersatu padu,” tandasnya. (Wk/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Berita Terkait