Jika Bingung, Sowan dan Tanya ke Kiai

  • 01 Feb
  • bidang ikp
  • No Comments

Demak – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merasa ayem bisa merasakan suasana teduh pengajian malam Jumat (31/1/2019) di Ponpes Giri Kusumo Mranggen. Dia berpesan kepada jamaah agar sowan ke kiai jika merasa bingung di tengah maraknya hoaks di tahun politik ini.

Ganjar mengatakan selama ini Jawa Tengah menjadi contoh karena suasananya yang tentram di tengah hiruk pikuk politik. “Saya titip, sing guyub sing rukun, aja gelem dipecah-pecah. Wong Jawa Tengah aja gampang diadu (saya titip, yang bersatu, yang rukun, jangan dipecah pecah. Orang Jawa Tengah jangan gampang diadu),” tegasnya.

Ganjar mengatakan menjelang pemilihan umum seperti sekarang, berpotensi adanya pihak yang mencoba mengaburkan antara kebenaran dan kebatilan. Bahkan ada pihak yang sengaja menciptakan kebatilan dengan menebar kebohongan terus menerus, yang pangkalnya diyakini sebagai kebenaran. Untuk menghadapi yang seperti Ganjar berpesan agar jamaah tak sungkan mendatangi kiai.

“Jika bingung, ragu, sowan bertanya ke kiai. Berbeda tidak apa-apa, tapi jangan saling membenci. Yang penting sehat pikirnya, sehat hatinya dan sehat badannya,” katanya.

Pengajian di Ponpes Giri Kusumo merupakan agenda rutin tiap malam Jumat. Ribuan jamaah dari pelosok Jateng memenuhi pembacaan maulid hingga tengah malam. Pembacaan dipimpin langsung KH Munif Zuhri dengan membacakan maulid dziba’ serta ceramah.

Seperti halnya Ganjar, KH Munif juga menekankan agar menghindari saling fitnah, saling memberi pembenaran diri sendiri. Dia menyayangkan jika orang-orang yang diberi label ilmuwan saling unjuk kepandaian namun menghilangkan kesopanan.

“Kan semua sudah tahu yang baik yang mana, kok masih pada geger itu apa yang dicari, piye karepe. Lha profesor dengan profesor kok saling adu. Tidak punya tepa selira. Dunia itu tidak selamanya mesti indah, yang penting hatinya tentram, senang. Yang penting diridloi Allah,” sorotnya.

Jika negara aman, imbuh Kiai Munif, apapun yang dikerjakan menjadi nyaman. Sebaliknya, meskipun kaya raya, harta melimpah, tapi jika selalu ribut dengan tetangga dan kawan, tidak ada gunanya. Untuk menghindari hal seperti itu, Kiai Munif menekankan pentingnya silaturahmi, saling mengenal dengan siapapun.

“Maka kenalilah siapapun, karakternya, wataknya. Kalau begitu akhirnya bisa saling menyesuaikan. Begitu juga dengan dakwah. Walisongo dulu ketika dakwah juga menyesuaikan dengan orang-orang Jawa karena dakwahnya di Jawa. Dan akhirnya kita saat ini bisa dekat dengan Allah,” katanya.

Menurutnya, saat ini yang mengemban tugas berat untuk memperbaiki kondisi negeri ini, adalah ulama. Artinya ulama yang ilmunya cocok dengan predikat ulama, yakni menyelamatkan umat. Namun ulama seperti itu menurut Kiai Munif sudah langka, sehingga akhirnya dunia sering goyang. Karena kalau ulama meminta bersyukur, ulama sudah harus bersyukur lebih dulu.

“Semoga pemimpin kita diberi kebaikan dan kesehatan. Mari berdoa semoga negara kita aman. Perbanyaklah salawat badar, agar dunia adem,” tandasnya.

 

Penulis : Sy, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait