Jateng Antisipasi Lonjakan Arus Pemudik di Jalan Tol

  • 01 May
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Semua jalur di Jawa Tengah siap digunakan pada arus mudik dan balik Lebaran 2019. Termasuk jalur pantai utara (Pantura) dan Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS), serta tol yang telah terhubung dari Jateng hingga Jatim.

“Alhamdulillah dengan adanya jalan tol kita sangat terbantu. Tol Trans-Jawa sudah selesai, jalan nasional dari Jawa Barat sampai Tuban, Jatim sudah siap,” ujar Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Peni Rahayu, pada Rakor Ekonomi, Keuangan, Industri, dan Perdagangan (Ekuinda) Provinsi Jateng dalam rangka menyambut Ramadan dan Idul Fitri 2019, di Gedung Grhadhika Bhakti Praja Semarang, Selasa (30/4/2019).

Dia menjelaskan, Tol Trans Jawa pada 2019 ini sudah 100 persen beroperasi, mulai dari Brebes-Karanganyar-Sragen. Sehingga, keberadaan infrastruktur jalan penghubung Jabar-Jateng-Jatim tersebut dapat memberikan kenyamanan dan kelancaran arus mudik.

“Untuk kesiapan Tol Semarang-Demak belum selesai. Tol yang terintegrasi dengan tanggul laut guna mengatasi rob sekaligus kemacetan lalu lintas itu sekarang dalam proses tender. Semoga Lebaran tahun depan sudah siap dilalui pemudik,” terang Peni.

Lebih lanjut dia mengatakan, jalan nasional maupun provinsi di Jateng siap dilalui pemudik. Hanya ada beberapa titik yang masih dalam perbaikan, termasuk jembatan di jalur Kudus yang selesai pada H-10 Lebaran. Demikian pula jalur alternatif, ada sebagian masih dalam proses perbaikan dan segera selesai sebelum musim mudik 2019.

“Sedangkan JJLS sudah selesai, jalur arah Cilacap-Yogyakarta sudah rampung. Sehingga pemudik dari Jakarta atau Jawa Barat menuju Yogyakarta maupun Jawa Timur sudah bisa melewati JJLS,” terang Peni.

Senada, Sekda Jateng Sri Puryono menyebutkan, keberadaan infrastruktur transportasi beserta kelengkapnya sangat penting guna kelancaran arus mudik dan balik Lebaran. Selain itu juga dukungan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang memadai, keamanan ketertiban lingkungan masyarakat, termasuk tempat ibadah, pasar, mall, objek wisata, serta simpul transportasi seperti terminal, stasiun bandara dan pelabuhan.

“Ucapan terima kasih kepada semua pihak karena lebaran tahun lalu lancar, aman, dan terkendali. Penyelenggaraan mudik dan balik Lebaran 2018 lebih baik dari tahun sebelumnya. Yakni berkurangnya angka kecelakaan lalu lintas, harga kebutuhan pokok stabil, kelancaran pelayanan kesehatan dan sebagainya,” ucap Sekda.

Dia menegaskan, penyelenggaraan mudik dan balik Lebaran 2019 harus lebih lancar dari tahun-tahun sebelumnya. Terlebih saat ini jalur Tol Trans Jawa sudah tersambung, termasuk di Jateng mulai ruas tol Brebes-Pemalang-Pekalongan-Batang-Semarang-Salatiga-Solo-Mantingan hingga masuk Jawa Timur yang sudah terhubung.

Kendati begitu, Sri Puryono menekankan, yang menjadi perhatian dan kesiapan semua pihak adalah keberadaan rest area di jalur tol karena masih minim. Selain itu juga perlu mengantisipasi lonjakan pemudik yang melintasi tol, karena meskipun jalan sudah diperlebar namun pemudik masuk Jateng diperkirakan naik sekitar 11,5 persen dari tahun sebelumnya.

“Jalur nasional juga harus diperhatikan karena tidak semua pemudik menggunakan jalur tol. Karenanya kita mengimbau masyarakat mau menggunakan moda transportasi umum. Sehingga dapat menekan jumlah kendaraan yang setiap tahun meningkat saat arus mudik,” pintanya.

Menurut Sekda, meskipun Lebaran merupakan momentum rutin setiap tahun, tetapi persiapan di berbagai sektor harus terus ditingkatkan. Pelayanan masyarakat harus lebih ekstra ditingkatkan dari hari biasa, harus terkoordinir, terukur dengan data riil, dan terpublikasi untuk menjamin agar kegiatan masyarakat di bulan Ramadan dan Idulfitri berjalan dengan lancar.

“Untuk itu, berbagai upaya harus dilakukan guna meminimalisasi berbagai gangguan yang mengancam keamanan, kenyamanan masyarakat dan stabilitas wilayah,” beber mantan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah.

Ditambahkan, dalam rangka menyambut Ramadan dan Idul Fitri, ada beberapa hal yang harus mendapat perhatian pemerintah. Antara lain, ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat dengan harga yang terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, stok uang tunai di bank maupun di ATM, pelayanan kesehatan darurat, keselamatan dan kelancaran lalu lintas berkaitan dengan sarana angkutan mudik, dan antisipasi bencana alam.

“Kita juga harus mewaspadai cuaca ekstrem pada masa pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke kemarau, bencana puting beliung, banjir, serta gelombang tinggi,” tandasnya.

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait