Jangan Sepotong-sepotong

  • 15 May
  • bidang ikp
  • No Comments

Grobogan – Terjadinya aksi pengeboman di Surabaya dan Sidoarjo Jawa Timur, serta kerusuhan di Mako Brimob, membawa keprihatinan mendalam. Bupati Grobogan Sri Sumarni dan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr Ir Sri Puryono KS MP menyampaikan duka cita mendalam pada keluarga korban.

“Saya menyampaikan belasungkawa dan duka mendalam kepada keluarga korban. Semoga korban mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan keikhlasan,” tutur Sri Sumarni saat Sarasehan Pengembangan Agribisnis Terpadu  Berbasis Pesantren se-Eks Keresidenan Pati, di Pondok Pesantren Nurul Hidayah, Desa Pahesan Senin (14/5).

Sekda Sri Puryono menyampaikan hal senada. Dia juga berpesan agar pondok pesantren bisa menjadi benteng untuk mengantisipasi terjadinya tindakan terorisme.

“Di ponpes ini kan semua beragama Islam. Jadi saya berharap bisa membentengi. Berikan pemahaman yang betul. Kalau sepotong-sepotong jatuhnya ekstremis dan radikal. Maka tugas pak kiai, pimpinan pondok pesantren, berikan ajaran yang betul-betul lengkap. Islam tidak mengajarkan kekerasan seperti itu,” pintanya.

Sri Puryono juga berpandangan, terjadinya aksi terorisme karena sistem pemerintahan yang belum mengakar hingga tingkat desa. Sebagai contoh, tidak adanya kepedulian ketika ada tamu asing yang datang.

“Tadi (di Jakarta) bertemu Menteri PAN RB, dan Pangdam Aceh. Saya sampaikan, mengapa terjadi seperti ini? Karena sistem pemerintahan kita belum mengakar di desa.  Waktu saya kecil, kalau ada tamu asing lebih dari 10 jam, sudah jadi pertanyaan. Sekarang ini, apalagi di kota, sebrangan omah wae ora ngerti. Kono tukang gawe bom, dagang narkoba,” bebernya.

Budaya pemerintahan desa, yang sebenarnya sudah diwariskan nenek moyang, diharapkan bisa dihidupkan kembali. Budaya ini penting dibangun. Terlebih, penduduk di Indonesia jumlahnya semakin besar. Artinya, pemerintahan yang di atas semakin sulit mengawasi.

“Gotong royong dimunculkan. Kepedulian dimunculkan. Ini penting dibangun. Pak Presiden sudah menyampaikan, di Indonesia sudah 264 juta penduduk. Di Jawa Tengah sendiri 34 juta lebih. Ngawasi sithok-sithok kangelan. Tapi kalau pak kades bisa langsung. Pak lurah bisa langsung. Ponpes, juga pirsa. Jangan sampai terjadi,” tutupnya

 

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

 

Berita Terkait