Jangan Balas dengan Permusuhan, Tapi dengan Kebaikan

  • 08 Jan
  • bidang ikp
  • No Comments

Wonosobo – Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen mengajak semua umat Islam meneladani sifat dam akhlak Nabi Muhammad. Senantiasa sabar, tidak pernah menyakiti dan memusuhi orang lain, pemaaf, serta tidak pendendam, sehingga kerukunan dan sikap toleransi terbina dengan baik.

“Saya mengajak suluruh masyarakat, ayo kita rajut kerukunan beragama, kerukunan bertetangga,dan bermasyarakat sehingga menjadi satu kesatuan Republik Indonesia,” ujar Wakil Gubernur Jateng H Taj Yasin Maimoen, saat menghadiri pengajian Haulil Haul ke-113 Syaikh KH Hasan Busyro di Ponpes Al-Busyro Karang Sambo Desa Tempursari, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, Selasa (8/1).

Putra ulama kharismatik KH Maimoen Zubair itu meminta kepada seluruh masyarakat Jateng dan Indonesia pada umumnya supaya tidak mudah menyalahkan orang lain, mencaci, membenci, memfitnah, menyebarkan ujaran kebencian kepada orang lain ataupun kelompok tertentu.

“Kita jangan mudah menyalahkan orang lain. Kalau ada orang yang melakukan perbuatan buruk jangan langsung memusuhi. Nabi Muhammad yang kerap disakiti dan dimusuhi orang lain tidak pernah membalasnya dengan permusuhan, tetapi dengan kebaikan,” terang Taj Yasin di hadapan ribuan Jamaah Rifaiyah dari berbagai daerah di Jateng itu.

Menurutnya, meneladani akhlak Nabi Muhammad kepada sesama, termasuk meneladani sikap Nabi kepada orang lain yang memusuhi, memaki, dan menyakitinya. Setiap ada orang yang menyakiti, membenci, dan memusuhinya, Nabi Muhammad tidak pernah membalas dengan kebencian atau permusuhan. Nabi justru selalu mendoakan orang-orang yang memusuhinya supaya selalu dalam kebaikan dan lindungan Allah.

Mantan anggota DPRD Jateng itu mencontohkan sikap Nabi terhadap seseorang yang sangat membencinya datang dan sengaja buang air kecil di masjid. Melihat kejadian itu, umat Nabi Muhammad emosi dan ingin membalas perbuatan buruk orang tersebut.

“Tetapi Kanjeng Nabi meminta umatnya untuk tidak menyakiti orang yang kencing di masjid itu. Nabi justru meminta umatnya untuk sabar dan menyiram tempat air kencing tersebut,” katanya.

Demikian pula ketika Nabi mendatangi Kota Thoif untuk mensyiarkan agama. Nabi Muhammad dilempari batu hingga tubuhnya penuh luka, kemudian bersembunyi untuk menyelamatkan diri. Melihat kejadian itu, Malaikat Jibril turun dan menawarkan bantuan, bahkan jika perlu dua gunung akan diangkat dilempar ke Kota Thoif.

“Tetapi Nabi Muhammad meminta agar Jibril tidak membalas perbuatan jahat warga Thoif. Nabi kemudian berdoa agar anak cucu warga Kota Thoif kelak menjadi pengemban rilasah Nabi,” terangnya.

 

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait