Isi Kuliah Umum, Pj Sekda Beberkan Tantangan Jateng

  • 15 Nov
  • bidang ikp
  • No Comments

SEMARANG – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menghadapi tantangan yang tidak mudah dalam mewujudkan kemajuan pembangunan. Apalagi provinsi yang terletak di tengah pulau Jawa ini ditarget pemerintah pusat untuk memacu pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen, sampai tahun 2023.

“Di bidang pendidikan, setidaknya pelayanan pendidikan dan kompetensi yang memenuhi pasar kerja, harus menjadi perhatian,” kata Pj Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Herru Setiadhie pada Kuliah Umum bertajuk “Arah Baru Indonesia Masa Depan”, di Auditorium Universitas Negeri Semarang, Jumat (15/11/2019).

Di bidang ketenagakerjaan, lanjutnya, dihadapkan pada persoalan rendahnya kompetensi dan produktivitas tenaga kerja. Ironisnya lagi, tenaga kerja tersedia dari produk output yang tidak berhasil menyelesaikan pendidikan.

“Kami dengan Pak Gub dan Pak Wagub kadang masih pusing juga. Karena apa, rata-rata angka partisipasi kasar masih kisaran 7,6. Jadi logikanya, anak kelas 7 naik kelas 8, semester pertama masih menjadi siswa, kemudian tidak bisa melanjutkan. Ini jadi keprihatinan kita bersama,” ungkap Herru.

Persoalan berikutnya di bidang kesehatan. Untuk menghasilkan kualitas SDM yang unggul, selain pendidikan, bidang kesehatan harus menjadi perhatian. Keunggulan SDM salah satunya ditentukan dari kualitas 1000 hari pertama kehidupan anak, sejak dari kandungan.

“Ada tiga masalah di Jawa Tengah yang terdeteksi dari bidang kesehatan. Yaitu angka kematian ibu, gizi buruk dan buang air besar sembarangan,” ungkap dia.

Untuk menekan angka kematian ibu, Jawa Tengah mengaplikasikan program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng. Makna nginceng di sini adalah memonitor ibu hamil sejak awal kehamilan, dan membangun kepedulian masyarakat terhadap kondisi ibu hamil.

Beberapa persoalan di atas, baru sebagian kecil tantangan yang dihadapi Pemerintah Provinsi Jateng. Masih banyak tantangan lain yang butuh penyelesaian. Seperti kondisi infrastruktur, perumahan dan permukiman, serta lingkungan.

Tantangan tersebut harus dicari solusinya. Tidak hanya hari ini, karena tantangan berikutnya akan terus hadir di kemudian hari. Generasi muda saat inilah yang harus menyiapkan jawabannya esok hari. Namun, yang perlu diingat dalam menyelesaikan persoalan adalah pondasi pembangunan karakter. Sebab dalam prosesnya, pasti akan menemui godaan.

“Bung Karno pernah berpesan, bangsa harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan yang berkarakter. Karakter kita seperti apa? Ya akumulasi dari budaya nusantara. Pembangunan karakter inilah yang akan membawa Indonesia menjadi bangsa yang besar, maju, dan bermartabat,” tutupnya. (Humas Jateng)

 

Berita Terkait