Ganjar Tantang Alumni UGM Selesaikan Persoalan Sampah

  • 21 Aug
  • bidang ikp
  • No Comments

YOGYAKARTA – Politik sampah menjadi materi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat memberikan motivasi kepada ribuan calon wisudawan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Selasa (20/8/2019). Bukan politik yang berkonotasi buruk, politik sampah yang disampaikan Ganjar adalah cara mengatasi persoalan sampah.

Saat membuka slide materinya, judul ‘Politik Sampah’ yang disampaikan Ganjar awalnya ditanggapi berbeda oleh para calon wisudawan. Saat ditanya, sejumlah mahasiswa mengatakan bahwa ‘Politik Sampah’ itu merupakan politik buruk, tidak bermoral dan jelek.

“Itu politik tidak bermoral, politik buruk pak,” kata mahasiswa saat Ganjar bertanya tentang tema itu.

Ganjar hanya tersenyum menanggapi jawaban itu. Ia tidak menyalahkan jawaban itu, karena memang frame tentang politik di Indonesia akhir-akhir ini sedang buruk.

“Itu karena frame politik di Indonesia. Setiap hari kita dijejali dengan kondisi politik semacam itu. Padahal yang ingin saya bicarakan ini, adalah makna sebenarnya dari Politik Sampah, tentang bagaimana mengelola sampah di Indonesia,” ucap Ganjar.

Politik Sampah lanjut Ganjar merupakan sesuatu yang mendesak dilakukan. Dengan sumbangan 6,4 juta ton sampah setiap hari dan 3,2 ton sampah masuk ke laut tiap harinya, Indonesia masuk dalam kategori darurat sampah.

“Kita ini juara dua, penyumbang sampah terbanyak setelah China. Jangan tepuk tangan, ini bukan prestasi,” tegasnya disambut tawa peserta.

Untuk itu Ganjar menantang ribuan calon wisudawan UGM Yogyakarta untuk membantu pemerintah menyelesaikan sampah. Dengan keilmuan masing-masing, mereka diyakini mampu berkontribusi banyak soal penanganan sampah.

“Saya akan menggelar kongres sampah pada September nanti. Dalam kongres itu akan dibahas semua mengenai politik sampah ini, baik dari hulu sampai hilir. Tidak hanya tentang teknologi, namun bagaimana merubah perilaku masyarakat,” terangnya.

Ganjar menceritakan, lima tahun lalu dirinya membuat kongres sungai di Klaten. Setelah kongres itu, kepedulian masyarakat akan sungai tinggi, banyak sekolah sungai muncul dan sekarang sungai di Klaten mulai cantik dan bersih.

“Itu yang saya harapkan dari kongres sampah ini, jadi semoga nanti ke depan kongres sampah ini bisa berdampak panjang seperti kongres sungai,” tutupnya.

Rencana Ganjar membuat kongres sampah diapresiasi calon wisudawan UGM. Mereka menilai, kongres sampah merupakan awal gebrakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan sampah di Jawa Tengah dan Indonesia.

“Saya sangat tertarik dengan kongres sampah yang akan digelar pak Ganjar. Menurut saya, itu langkah positif untuk menyelesaikan persoalan sampah di masyarakat,” kata Oka, salah satu calon wisudawan. (Humas Jateng)

 

Berita Terkait