Ganjar Masih Lincah Mainkan Patangan

  • 19 Jan
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Presenter televisi nasional ternama, Roland Lagonda langsung pucat dan ngos-ngosan saat turun dari sepeda. Bagaimana tidak, ia diajak Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk gowes keliling Kota Semarang sambil melakukan wawancara, Sabtu (19/1) pagi.

Start pukul 06.00 WIB, Ganjar bersama Roland berangkat dari Puri Gedeh menuju Taman Indonesia Kaya di Jl Menteri Supeno. Kemudian setelah ngobrol, mereka melanjutkan menyapa warga yang sedang berolahraga di GOR Tri Lomba Juang. Selanjutnya, gubernur menuju ke Kawasan Kota Lama. Selama perjalanan itulah, Roland melakukan wawancara tentang banyak hal, termasuk kehidupan pribadi dan masa kecil Ganjar Pranowo.

“Masa kecil saya itu sangat menyenangkan. Saya dari keluarga biasa saja, bapak saya polisi dan ibu saya ibu rumah tangga. Saya menikmati masa kecil itu di Lereng Gunung Lawu, tepatnya di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar,” ujar pria berambut putih itu mengawali cerita masa kecilnya.

Saat kecil, Ganjar mengaku pergi ke sekolah dengan nyeker alias tidak memakai sepatu. Pulang sekolah, layaknya anak kecil desa waktu itu, dia menghabiskan waktu untuk bermain.

“Biasanya mandi di sungai, memancing ikan di sungai, dan bermain permainan tradisional tempo dulu. Sangat mengasyikkan, tidak seperti anak sekarang yang banyak menghabiskan hari untuk bermain handphone,” tambah suami Siti Atikoh ini.

Ganjar juga mengatakan jika masa kecilnya terhitung nakal. Tapi nakal anak kecil di desa, seperti main jauh dan lupa pulang.

“Saya ingat betul dulu, pulang sekolah diminta ibu untuk tidur. Saya dikeloni begitu di kamar, saya pura-pura tidur. Saat ibu pergi, teman-teman saya sudah siap di belakang jendela dan mengetuk. Langsung saya pergi lewat jendela untuk main. Begitu pulang, bapak sudah siap di depan rumah untuk memarahi,” kenangnya.

Keseruan-keseruan masa kecil itu tidak pernah terlupakan sampai sekarang. Untuk itu setiap pulang kampung, ia selalu menyempatkan diri bertemu kawan-kawan masa kecilnya dulu.

“Namun kadang yang menjadi risih. Teman-teman saya itu, kalau saya datang manggil saya bapak. Padahal mereka teman sepermainan saya,” ucapnya.

Disinggung mengenai cara mendidik orang tuanya, Ganjar menerangkan jika background ayah yang seorang polisi selalu mendidik anak-anaknya dengan disiplin dan tegas. Setiap hari, Ganjar selalu diminta membantu pekerjaan rumah, seperti mencuci baju, setrika, mengepel hingga menyapu halaman.

“Dulu berat melakukannya, tapi sekarang merasakan dampaknya. Bahwa apa yang dilakukan bapak semata-mata untuk anak-anaknya, agar disiplin, kuat dan mandiri,” tegas mantan anggota DPR RI ini.

Orang nomor satu di Jawa Tengah ini juga mengatakan kepada Roland, jika sebenarnya cita-citanya dahulu bukan menjadi gubernur, melainkan menjadi pilot. Namun Tuhan berkehendak lain. Saat mahasiswa ia menjadi aktivis dan akhirnya berkecimpung di dunia politik hingga menjadi gubernur seperti saat ini.

“Makanya saat sebelum bapak meninggal, beliau berpesan kepada saya bahwa hidup saya hanyalah untuk mengabdi pada negara. Jadi harus mengorbankan semua kepentingan di atas kepentingan bangsa. Itulah mengapa saya selalu merasa berdosa saat waktu saya sangat kurang untuk keluarga, khususnya anak saya,” tambah alumnus UGM ini.

Untuk mengetes apakah Ganjar masih ingat permainan masa dahulu atau tidak, Roland mengajukan pertanyaan cepat. Salah satunya pertanyaan pilihan, sepak bola atau latangan. Dengan cepat, Ganjar menjawab patangan.

“Patangan itu permainan tradisional yang selalu saya mainkan bersama teman-teman dulu. Itu permainan cepat-cepatan memegang kepala atau kaki, yang bisa memegang kepala atau kaki lawan, itu yang menang,” terangnya.

Ganjar kemudian mengajak Roland untuk memraktikkan permainan patangan itu. Dengan seru sekali, keduanya bermain patangan. Kelincahan ayah Muhammad Zinedine Alam Ganjar ini bermain patangan masa kecil itu masih terlihat, karena dengan cepat dia bisa memenangkan permainan.

“Kamu kok tahu patangan, itu permainan saya saat kecil. Sungguh saya terharu dan teringat masa kecil dulu yang bahagia bermain bersama teman-teman,” pungkasnya.

Sementara itu, Roland Lagonda merasa luar biasa dapat mewawancarai Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dengan cara unik, yakni dengan gowes bareng. Dia yang jarang bersepeda mengaku kewalahan dan kalah hebat dengan Ganjar.

“Waduh luar biasa, ndak nyangka beliau sibuk tapi masih ada waktu. Sepedaannya benar-benar olahraga, sampai saya tadi dikerjai saat melintasi lewat tanjakan tinggi, sampai ngos-ngosan. Pak Ganjar luar biasa, fisiknya masih kuat. Lain kali saya harus berlatih untuk ikut Pak Ganjar sepedaan lagi,” ujarnya.

Disinggung soal masa kecil Ganjar, Roland mengaku cerita masa kecil Ganjar sungguh menginspirasi dan menyenangkan. Cerita, pengalaman dan pendidikan orang tua masa kecil Ganjar dianggap berhasil dan terpatri dalam sikap Gubernur Jawa Tengah itu.

“Orangnya tegas tapi murah senyum, ramah bisa menyapa semua orang, meladeni, tidak beda jauh dengan cerita-cerita masa kecilnya, terutama terkait pendidikan orang tua,” tambahnya.

Roland berharap ada narasumber lain yakni teman kecil Ganjar Pranowo yang dapat diwawancarai. Khususnya tentang keseruan dan kenakalan-kenakalan masa kecil.

“Beliau tadi bilang masa kecilnya nakal, dan kenakalan itu wajar, semua anak kecil dulu melakukan itu. Misalnya pura-pura tidur siang lalu pergi main, ya itu akal-akalan anak-anak. Tapi okelah sangat menginspirasi,” pungkasnya.

Penulis : Bw, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait