Ganjar Bocorkan Tiga Godaan Besar Pemimpin Daerah

  • 08 Jan
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memberi jurus kepada Bupati Tegal terpilih Umi Azizah agar kuat mengamalkan good government. Ada tiga godaan besar yang bakal dihadapi sebagai pemimpin daerah, yakni, lelang jabatan, proyek dan komisi.

Hal tersebut dia ungkapkan saat melantik Bupati Tegal Umi Azizah dan wakilnya Sabilillah Ardie, di Grhadhika Bhakti Praja, Selasa (8/1). Umi Azizah merupakan Bupati Tegal terpilih pada Pilbup 2018 kemarin. Saat itu dia menjadi pasangan Entus Susmono. Namun karena meninggal dunia, posisi Entus sebagai Cabup digantikan Umi Azizah, sementara posisi Umi digantikan Sabilillah Ardie.

Menurut Ganjar, good government bisa tercipta jika integritas aparatur pemerintahan dijunjung tinggi, dan masyarakat merasa bahagia dengan sistem yang tercipta.

“Layanan publik yang bersih dan melayani, soal gerakan antikorupsi dengan melakukan LHKPN sampai eselon IV, kelola gratifikasi dengan baik, itu harus dilakukan dengan baik karena ini yang selalu jadi sorotan masyarakat,” katanya.

Gubernur juga mengingatkan agar bupati dan wakilnya kompak, bersinergi, sehingga mempercepat pembangunan di wilayahnya.

“Bupati dan wakil harus kompak agar bisa sejalan dan mempercepat pembangunan di sana. Wakil itu bahasa Jawa yang artinya awak lan sikil (badan dan kaki),” pesan mantan anggota DPR RI ini.

Diakui, godaan terbesar pemimpin daerah adalah soal lelang jabatan, proyek dan komisi. Untuk menghindarinya, integritas menjadi yang utama, karena itu menjadi platform untuk menjalankan pemerintahan yang menjadi pelayan masyarakat. Jika itu diterapkan, Ganjar yakin semuanya akan hidup tenang dan bahagia, akan membuat kultur pemerintahan yang baik, sehingga masyarakat makmur.

“Itu godaan-godaan yang harus dihadapi. Dan percayalah akan banyak gangguan. Anda nanti berbuat baik seperti itupun akan dicari-cari, karena orang yang tidak suka dengan kebersihan ini pendapatannya akan terganggu, ketika pendapatannya terganggu, dia akan menggangu sampeyan. Ingat, berbuat baik saja akan diganggu, tapi Gusti Allah mboten sare,” sorot gubernur.

Bukan tanpa alasan Ganjar menyampaikan itu. Selama memimpin Jawa Tengah, dia selalu konsisten memraktikkan lelang jabatan terbuka, tidak bermain proyek, serta menolak komisi atau gratifikasi. Bahkan Ganjar pernah tercatat sebagai pejabat pelapor gratifikasi terbanyak di KPK.

“Kita mengajari kompetisi dengan kompetensi. Di provinsi, saya menjalankan itu. Jual beli jabatan selalu menjadi persoalan dan sudah banyak yang kena OTT. Jangan main-main,” katanya.

Selain integritas, Ganjar juga menekankan agar Bupati dan Wakil Bupati Tegal sejalan dalam program pengentasan kemiskinan dengan berbagai cara, salah satunya mengembangkan potensi daerah. Terlebih Kabupaten Tegal memiliki banyak potensi.

“Agenda kemiskinan yang akan kita keroyok. Juga potensi daerah Kabupaten Tegal yang luar biasa dengan ciri khas ada pariwisata dan pantai dengan potensi perikanan yang luar biasa. Saya kira itu sudah disiapkan dan saya tidak perlu mengintervensi terlalu jauh karena saya yakin ada misi suci bupati dan wakil bupati,” pungkasnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono KS juga meminta bupati dan wakil bupati untuk segera merapat ke SKPD untuk “nyambut gawe”, karena tugas yang dihadapi semakin berat.

Soal netralitas ASN dalam Pemilu 2019 pada April mendatang, Sekda pun menegaskan agar para ASN di Kabupaten Tegal tetap netral dan tidak risau, sebab aturan mengenai netralitas ASN sudah ada dalam perundangan.

“Rambu-rambu sudah ada. Kalau sudah diundangkan, tahu atau tidak tahu, wajib tahu. Tupoksi yang menyangkut kepegawaian, dipahami betul agar tidak keliru, ” tandasnya.

 

Penulis : Ib/ Sy, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Berita Terkait