Cetak “Superman” Berhati Bersih

  • 04 Feb
  • bidang ikp
  • No Comments

Kendal – Pendidikan di sekolah negeri, khususnya SMAN/ SMKN yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dianjurkan memasukkan program di pondok pesantren. Dengan pendidikan agama yang lebih mendalam diharapkan kenakalan remaja yang mengarah tindak kriminal dapat dihindari.

Usulan tersebut dilontarkan Pengasuh Ponpes Nurul Hidayah Abdul Muis Syamsul Ma’arif saat Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP menghadiri Haul KH Syamsul Ma’arif ke-2 di ponpes tersebut, Sabtu (3/2) malam. Menurutnya, selain mendapat pendidikan formal, siswa juga diharpkan menempuh pendidikan agama di ponpes. Sehingga mereka dapat membentengi diri sendiri dari pengaruh negatif melalui ilmu agama yang diajarkan di ponpes.

“Kita ingin punya program ponpes masuk ke SMA/SMK negeri yang sekarang di bawah pemprov. Kami ingin memromosikan pesantren agar sekolah negeri itu bisa mau memondokan siswanya ke pesantren,” katanya.

Menanggapi usulan tersebut, Ganjar sangat menyambut gembira jika program ponpes masuk SMA/SMK Negeri bisa segara direalisasikan. Hal itu agar para pelajar memiliki mental yang kuat dalam menghadapi tantangan di era teknologi digital. Apalagi perkembangan teknologi informasi saat ini memungkinkan pelajar mengakses informasi yang mengandung unsur negatif, seperti pornografi, narkoba, hingga radikalisme dengan sangat mudah.

Selain itu, kata dia, ponpes juga memiliki tradisi budi pekerti yang bisa ditanamkan kepada pelajar sebagai penerus bangsa, yakni tradisi cium tangan para kiai yang mengajarkan mereka untuk menghormati orang tua, guru, dan orang yang lebih tua. Budi pekerti tersebut yang sangat perlu terus ditanamkan dan dihidupkan kembali agar pelajar tidak mudah terjerumus pada tindak kriminal.

“Budi pekerti menghormati orang tua, romo kiai, dan guru ini kayaknya menjadi budi pekerti yang harus kita suntikkan lagi,” katanya.

Ganjar berharap melalui program tersebut nantinya para pelajar akan memiliki akal pikiran yang diisi dengan ilmu pengetahuan, baik sains maupun keagamaan. Mentalnya pun dapat dilatih dengan penanaman budi pekerti yang baik melalui ilmu agama.

“Anak-anak kita mesti menjadi ‘superman’ yang kita harapkan otaknya cerdas, pengetahuannya luas, hatinya bersih. Saya kira hati bersih dan bicara moral tidak lepas dari agama,” pungkasnya.

 

Penulis : Kh, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait