Berkoperasi Bisa Bangun Jaringan Pasar

  • 13 Jul
  • bidang ikp
  • No Comments

BANYUMAS – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan banyak persoalan perekonomian yang bisa diselesaikan jika masyarakat maupun kelompok usaha mau mendirikan koperasi. Terlebih di era revolusi industri 4.0 ini yang memudahkan pengelolaan dan pengembangan.

Ganjar mencontohkan persoalan yang dialami peternak ayam mandiri beberapa waktu lalu. Jika para peternak itu memiliki koperasi, maka anjloknya harga ayam tidak akan membuat mereka kalut. Juga saat mereka kesulitan pakan ternak.

“Meski kemarin terjadi persoalan, sebenarnya koperasi adalah lembaga yang bisa menyelesaikan. Intinya kan ini perkumpulan orang, bukan modal, Koperasi Ayam Mandiri,” kata Ganjar usai peringatan Hari Koperasi ke-72 di GOR Satria Purwokerto, Jumat (12/7/2019).

Jika mereka mau berkoperasi dan bergabung, lanjut Ganjar, mereka akan bisa membangun jaringan pasar. Jalannya pun bermacam, bisa membuat mini pabrik pakan ayam maupun sentra penjualan ayam. Kalau mereka bisa membuat yang kecil-kecil dan bisa dibeli secara mandiri lewat koperasi, maka mereka punya kemampuan daya tawar dan bersaing dengan besar.

“Kemudian tugas pemerintah, melatih dan mendampingi mereka agar bisa jauh lebih baik,” ujar mantan anggota DPR RI ini.

Menurutnya, sekarang merupakan era yang tepat bagi koperasi untuk ambil bagian dalam pertumbuhan ekonomi, baik daerah maupun nasional. Apalagi dengan jargon yang selama ini dimiliki koperasi, yakni sebagai saka guru perekonomian Indonesia. Di Jawa Tengah, terdapat 22.422 koperasi. Itu belum termasuk 3.817 koperasi yang tidak aktif dan 4.112 koperasi yang dalam masalah.

“Mereka saat ini sudah mulai naik kelas, produk-produknya, cara menjualnya itu sudah menggunakan era digital dan beberapa sudah mulai masuk ekspor. Kemasannya bagus-bagus, dan menurut saya ini bagian yang sekarang masih kita dorong,” beber gubernur.

Menko Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, salah satu kemajuan koperasi adalah tingkat kepedulian masyarakat yang meluas bahkan sampai di pedesaan. Itulah salah satu alasan mengapa peringatan Hari Koperasi tidak dilakukan di Jakarta maupun Ibukota Provinsi, tapi di kabupaten.

“Ini peringatan Hari Koperasi Nasional pertama yang dilakukan di tingkat kabupaten, perayaan nasional tidak di ibukota provinsi tapi di kabupaten. Ini bentuk reformasi total koperasi kita,” tandasnya. (Humas Jateng)

Berita Terkait