Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Bagikan Paket Sembako, Ini Pesan Ganjar
- 04 May
- ikp
- No Comments

SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyerahkan bantuan 1.000 sembako kepada warga tak mampu, Senin (4/5/2020). Penyerahan tersebut merupakan bentuk perhatianĀ pemerintah provinsi dan Badan Amil Zakat (Baznas) Jawa Tengah serta UPZ (unit pengelola zakat) Masjid Baiturrahman, guna meringankan beban warga di tengah pandemi Covid-19.
Ganjar berpesan agar para penerima tetap bersabar di tengah wabah. Selain itu, mereka juga diimbau terus melakukan protokol kesehatan saat berkegiatan sehari-hari.
“Bantuan itu kita sampaikan sekarang, kalau biasanya menjelang Idul Fitri sekarang dimajukan, untuk membantu rekan-rekan yang kurang beruntung. Ayo kita makarya bersama-sama melawan Covid. Kalau kita disiplin menjaga kesehatan, maka Covid akan cepat selesai,” tuturnya, di aula Masjid Raya Baiturrahman Semarang.
Ia menyebut, Kota Semarang merupakan salah satu zona merah persebaran wabah tersebut. Maka, ia mengajak warga untuk tetap memakai masker dan rajin mencuci tangan.
“Rumusnya mboten angel (tidak sulit), sing bisa nglawan awake dewe (yang bisa melawan kita sendiri). Syaratnya adalah sering mencuci tangan pakai sabun, pakai masker, jaga jarak, dan pola hidup sehat dengan olahraga juga,” urainya.
Ketua Baznas Jawa Tengah Ahmad Darodji mengatakan, paket yang dibagikan berupa beras, mi instan, dan minyak goreng. Bantuan diberikan kepada mereka yang tidak mampu, seperti pedagang kaki lima, yatim piatu, pemijat tuna netra, dan sebagainya.
“Total dibagikan sekitar 1.000 paket. Selain bantuan dari Pak Ganjar, ada pula bantuan dari berbagai pihak,” ujarnya.
Seorang penerima bantuan Nuqman (44), mengatakan bahagia menerima paket sembako. Lantaran, selama terjadi wabah Covid-19, pekerjaannya sebagai pemijat tunanetra, terimbas.
“Menurun 80 persen, biasanya empat pelanggan kini hanya satu paling banyak dua orang. Untuk sekali memijat biayanya Rp 70.000,” paparnya.
Nuqman menambahkan, dalam situasi pandemi Covid-19, ia sebenarnya takut bila menangani pasien. Terlebih, penyakit tersebut kadang tak menimbulkan gejala.
“Tapi saya hati-hati, biasanya pelanggan yang tetap saja. Kalau yang datang dari Jakarta tidak saya layani,” pungkas warga Kelurahan Tandang itu. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)







