APJII Diminta Bantu Edukasi Masyarakat

  • 03 Aug
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Sejumlah penghargaan yang diterima pemerintah Provinsi Jawa Tengah akhir-akhir ini, tak dipungkiri Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP karena bantuan teknologi internet. Tanpa kecanggihan teknologi informasi saat ini, pemerintah akan sulit menyelesaikan berbagai persoalan.

“Pak Presiden (Ir H Joko Widodo) menghadiahi kami juara satu pengendalian inflasi. Itu kami menggunakan Sistem Informasi Harga Komoditi. Kita bisa ngecek (harga dan pergerakan inflasi). Terus mendapat dari BKPM dan Menteri Perindustrian. Mereka menyampaikan, reformasi pelayanan publik, khususnya dalam bidang perizinan dan investasi juara satunya, Jateng. Karena kita menggunakan teknologi,” beber Ganjar saat membuka Musyawarah Wilayah Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Jawa Tengah, di PO Hotel, Jumat (3/8).

Ganjar menceritakan, terobosan DPMPTSP Jateng adalah membuat Sistem Aplikasi Perizinan Jawa Tengah (Siap Jateng). Aplikasi itu khususnya untuk melayani perizinan supaya mudah, murah, cepat. Yang menjadi kelebihan aplikasi ini adalah, ketika syarat-syarat perizinan ada yang belum bisa terpenuhi, ada fitur pendampingan.

“Jadi setelah submit-submit biasanya kalau ada pesan ‘Anda tidak memenuhi syarat’, selesai. Maka, (pemohon) berikhtiar sendiri. Tapi kita nggak. Ditambahi satu fitur lagi, didampingi. Anda tidak memenuhi syarat, silakan diurus ini ini ini, ditunjukkan. Maka kita juara satu,” ungkap ayah satu anak itu

Selain itu, teknologi juga membantunya dalam mendata masyarakat miskin, mendata petani dan banyak lainnya. Dengan data yang tersaji baik, dan akses yang baik, bisa dijadikan titik untuk menyelesaikan persoalan. Teknologi informasi pula yang membuat komunikasi antara pemerintah dan masyarakat lebih mudah dan terbuka.

“Data ini kemudian kita pakai, kita update, teknologinya kita sambungkan kepada masyarakat,” ujarnya.

Namun di tengah banyaknya manfaat positif teknologi informasi, di sisi lain juga bisa menjadi celah perbuatan negatif. Seperti untuk menyebarkan fitnah dan hoaks. Karenanya, beberapa waktu lalu Ganjar membuat gerakan akun asli.

“Dulu saya buat gerakan akun asli. Ora payu, ora bisa kanggo fitnah. Dan fitnah itu profesi baru. Rak cilaka tho. Maka sosial budaya, kultural, spiritual kita hancur. Mudah-mudahan APJII bisa membantu mengedukasi,” harapnya

Ketua Umum APJII Pusat Jamalul Izza, saat diwawancarai awak media menyampaikan, pihaknya memiliki program Internet Bersama yang merupakan kepanjangan dari bersih, selektif dan aman. Program tersebut untuk memfilter konten-konten negatif.

“Kita support konten-konten positif. Caranya gimana? Salah satunya kita buat sistem internet bersama. Kemudian kita juga punya miss internet Indonesia. Dia akan mengampayekan internet bersama. Karena untuk mengampayekan internet itu bukan hanya di kota, tapi di pedesaan juga. Bagaimana mengampayekan internet yang antihoaks,” beber Jamalul.

Pihaknya justru lebih konsentrasi untuk mengampayekan internet bersama di daerah pinggiran. Sebab umumnya masyarakat urban tidak mampu mencerna suatu informasi itu benar atau bohong. Jamalul juga menceritakan, pihaknya pernah menjumpai kejadian anak SMA di wilayah pinggiran yang diminta untuk menyebarkan berita-berita hoaks.

“Pernah dijumpai kejadian sekali, anak SMA duduk di kantin dikasih HP sama orang nggak dikenal, dikasih pulsa. Setiap bulan dia ditransfer uang Rp 500 ribu. Tugasnya cuma satu. Tiap hari meng-upload berita-berita hoaks, broadcast di WA grup, di medsos. Ini yang harus kita edukasi, dan program seperti itu yang tengah kita galakkan,” tutupnya.

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait