Akbara Segera Buka Prodi Manajemen Penanggulangan Bencana

  • 05 Apr
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Akademi Teknologi Bank Darah (Akbara) Surakarta akan membuka program studi (Prodi) baru S1 Manajemen Penanggulangan Bencana. Prodi ini akan menjadi pionir karena menjadi prodi satu-satunya di seluruh Indonesia yang khusus mempelajari penanggulangan bencana.

Saat beraudiensi dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, di Rumah Dinas Gubernur (Puri Gedeh), Jumat (5/4/2019) Wakil Direktur Akbara Surakarta Agus Setyo Utomo mengatakan, ide memunculkan Prodi baru tersebut karena kejadian bencana akhir-akhir ini intensitasnya terus meningkat. Sementara, belum ada institusi pendidikan yang serius menggarap hal itu dengan memberikan pembelajaran kepada masyarakat.

“Penanganan kebencanaan di Indonesia masih belum sebagus di Jepang. Untuk itu, kami membuka Prodi Manajemen Penanggulangan Bencana ini untuk menyiapkan generasi penerus yang siap dalam penanggulangan bencana dan penanggulangan bencana ke depan semakin baik,” kata Agus, Jumat (5/4/2019).

Diterangkan, Akbara selama ini baru memiliki satu Prodi, yakni Teknologi Bank Darah. Dengan adanya Prodi baru tersebut, maka pelayanan kepada masyarakat akan semakin optimal.

“Di Indonesia, untuk S1 dan D4 belum ada Prodi ini, kita mau membuka itu dan menjadi pionir di Indonesia,” tambahnya.

Seluruh persiapan untuk pembentukan Prodi baru itu, lanjut Agus, sudah matang. Dalam waktu dekat, pihaknya akan mengunggah rencana Prodi baru itu ke Kemenristekdikti.

“Nanti setelah izin keluar, maka Prodi ini bisa dilaksanakan,” imbuhnya.

Untuk penyusunan kurikulum, pihaknya akan menggelar focus group discussion (FGD) dan mengundang pakar-pakar kebencanaan yang ada. Seperti, kerja sama dengan pemerintah, BNPB, BPBD, SAR dan lainnya untuk menyukseskan prodi tersebut.

Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyambut baik rencana pembentukan Prodi khusus manajemen penanggulangan kebencanaan itu. Dia berpesan kurikulum yang digunakan digodok serius agar matang dan memberikan manfaat.

“Ilmu tentang kebencanaan semakin maju. Jadi silakan undang pakar-pakar yang memang konsen terhadap masalah itu untuk penyusunan kurikulumnya. Saya minta kurikulum digarap serius agar nantinya, lulusan bisa betul-betul menjadi ahli di bidang penanggulangan bencana,” kata dia.

Berbicara penanggulangan bencana, lanjut Ganjar, harus menyangkut tiga hal, yakni mitigasi bencana, penanggulangan gawat darurat kebencanaan dan penanganan pasca bencana. Tiga hal itu harus diadopsi dalam kurikulum yang akan dibentuk.

“Pakemnya sudah banyak, banyak perguruan tinggi yang ahli di bidang ini. Silakan tiga hal itu dikupas tuntas dalam penyusunan kurikulumnya,” terang mantan anggota DPR RI ini.

Gubernur juga meminta Akbara melakukan studi tiru ke negara-negara yang sudah maju dalam hal penanggulangan bencana. Jepang misalnya, negara itu dianggap dapat menjadi kiblat penanggulangan bencana.

“Setelah kurikulum selesai, maka yang harus diperhatikan pula teknologi kebencanaan. Itu harus dikuasai betul. Saya juga meminta nanti mahasiswa KKN dari Akbara ini bisa terjun langsung ke masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran terkait kebencanaan,” ungkapnya.

 

Penulis : Bw, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Vi, Humas Jateng

Berita Terkait