Keberagaman Agama Jangan Jadi Penyebab Pertikaian

  • 02 Apr
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Indonesia merupakan negara Bhinneka Tunggal Ika, di mana segala perbedaan yang ada, termasuk agama adalah untuk saling melengkapi dalam rangka membangun NKRI. Karenanya, agama yang beragam jangan menjadi penyebab pertikaian, tapi pemersatu bangsa dan mempererat kerukunan.

Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen saat memberi sambutan pada seminar “Wawasan Kebangsaan dan Pencerahan Politik serta Doa Keselamatan Untuk Bangsa Bersama Para Pendeta dan Majelis Gereja se-Kota Semarang”, di STT Kristus Alfa Omega, Mijen Semarang, Selasa (2/4/2019). Dia berharap kesempatan itu dimanfaatkan untuk menyatukan simbol-simbol yang ada di NKRI.

“Kita tahu bahwa kita ini satu bahasa, satu nusa, dan satu bangsa. Maka dalam kesatuan ini, marilah kita bersinergi untuk persatuan dan membangun negara degan ide’ide gemilang.” ujar pria yang akrab disapa Gus Yasin ini.

Dihadapan Ketua STT Kristus Alfa Omega, Gregorious Suwito dan puluhan peserta seminar dari berbagai agama, suku, dan ras tersebut, putra ulama kharismatik KH Maimoen Zubair itu menjelaskan, perang konflik dan perpecahan itu mahal harganya, bahkan tidak bisa terbayar oleh materi. Maka harga kemerdekaan dan persatuan itu sangatlah mahal sehingga semua harus menjaga dan menpertahankan persatuan Indonesia.

Menurutnya, konflik antarwarga, ujaran kebencian, dan hoaks atau berita bohong yang akhir-akhir ini marak di Indonesia akibat politik. Seperti halnya pertikaian yang terjadi di Suriah disebabkan politik. Tidak ada unsur agama, namun isu agama seringkali yang dijadikan alat untuk memecah umat, karena isu agama dinilai mampu dan mudah membuat masyarakat diadu domba.

“Saya tinggal di Suriah sekitar lima tahun atau sebelum terjadi peperangan sekitar tahun 2008. Isu-isu peperangan dan konflik yang membuat saya keluar dari Suriah. Pertikaian dan peperangan di suatu negara, juga berdampak buruk terhadap warga negara lain yang berdomisili di negara berkonflik,” beber mantan anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah ini.

Pada tahun politik seperti sekarang, kata dia, peran pemuka agama sangat penting guna mengajak masyarakat bersatu untuk NKRI. Umat kristiani, Islam, Hindu, Budha dan lainnya harus duduk bersama menghadapi berbagai persoalan yang mengancam persatuan bangsa.

Dalam kesempatan itu, Wakil Gubernur meminta seluruh masyarakat, terutama para pemuka agama untuk mengajak umat mengenal agama dan Tuhannya secara lebih dekat, memahami ajarannya dengan baik dan benar. Terlebih generasi muda atau milenal, jangan sampai tidak tahu dan tidak kenal Tuhannya.

“Saya berharap para pemuka kristiani memahamkan kepada umat bahwa kita dalam satu bingkai NKRI. Bersatulah para pendeta, para ulama serta tokoh-tokoh agama lainnya,” tandasnya.

Ketua Forum Komunikasi dan LSM RI (Forkomammas RI) Adi Siswanto Wisnu menambahkan, pentingnya peranan hamba Tuhan dalam bersosialisasi dengan umat- umat lain, dan dengan gereja-gereja lain. Sehingga masyarakat bersatu atau tidak terkotak-kotak.

“Terlebih situasi politik saat ini sangat panas. Kita jangan sampai golput, jangan menyebar hoaks dan hal-hal negatif lainnya, sehingga terjadi ketakutan di masyarakat. Ada yang bilang negara akan menjadi negara khilafah, umat Kristen dibantai, kemudian video-video hoaks nanti seperti di Syria yang semuanya membuat kekhawatiran Jemaat,” bebernya.

Karenanya, Adi berharap para hamba Tuhan kembali lagi pada fungsinya sebagai seorang pemuka agama. Semua memilih sesuai hati nurani, jangan sampai para pendeta gontok-gontokan sendiri, saling berebut menjadi tim sukses, bermusuhan, dan sebagainya.

Penulis : Mn, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng

Foto : Humas Jateng

Berita Terkait