Jateng Raih Penghargaan BSSA 2018

  • 11 Oct
  • bidang ikp
  • No Comments

Semarang – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meraih penghargaan Bapeten (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) Safety and Security Award (BSSA) 2018 kategori Pemerintah Daerah. Penghargaan diberikan atas dukungan Pemprov Jateng tehadap capaian standar keselamatan dan keamanan dalam pemanfaatan tenaga nuklir.

Anugerah BSSA diserahkan Kepala Bapeten RI Jazi Eko Istiyanto kepada Gubernur Jawa Tengah yang diwakili Kepala Dinas Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah Ir Teguh Dwi Paryono MT, di Hotel Novotel Semarang, Rabu (10/10).

Kepala Bapeten RI Jazi Eko Istiyanto menyampaikan penghargaan BSSA salah satunya diberikan kepada instansi yang memberikan dukungan terhadap terbaik tehadap capaian standar keselamatan dan keamanan dalam pemanfaatan tenaga nuklir. Penilaiannya didasarkan pada hasil inspeksi, evaluasi terhadap dosis radiasi bagi pekerja radiasi, proses perizinan, dan status kejadian kedaruratan nuklir di instansi tersebut.

Ditambahkan, BSSA juga dapat digunakan sebagai indikator meningkatnya kesadaran hukum pengguna tenaga nuklir dan disiplin pekerja radiasi dalam pemanfaatan tenaga nuklir, yang merupakan refleksi atas berkembangnya budaya keselamatan di bidang nuklir. Karenanya, Bapeten akan terus mendorong setiap instansi berkompetisi untuk mendapatkan BSSA.

“Kami telah melaksanakan penganugerahan BSSA kepada pengguna sebanyak empat kali, sedangkan untuk kepala daerah baru kali kedua,” bebernya.

Pada 2018 ini, imbuh Jazi, Bapeten menganugerahkan BSSA kepada 311 instansi, yang terdiri atas 147 instansi medik, dan 164 instansi penelitian dan industri. Hasil itu menunjukkan peningkatan dari pencapaian pada 2017 lalu, yang hanya sebanyak 229 instansi, terdiri atas 87 instansi medik, dan 142 instansi penelitian dan industri.

Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah Teguh Dwi Paryono mengapresiasi penghargaan yang diberikan tersebut. Diakui, penggunaan nuklir saat ini tak lagi terhindarkan. Disadari atau tidak, banyak aktivitas manusia yang sudah memakai energi nuklir. Misalnya, di bidang pertanian, nuklir digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan varietas hama pengganggu tertentu. Cara itu pun sudah digunakan di Jawa Tengah dan hasilnya bagus.

Pada bidang pertambangan, katanya, nuklir digunakan untuk mendeteksi sumber air. Seperti yang sudah dilakukan di Jawa Tengah, dengan menggunakan radiosulfur untuk mencari aliran sungai, yang hasilnya dimanfaatkan masyarakat. Nuklir, imbuhnya, juga digunakan pada perawatan kecantikan, seperti laser wajah. Dokter gigi pun menggunakan nuklir untuk kosmetik gigi.

“Nuklir itu asyik. Ke depan, kita akan terus mengedukasi masyarakat agar mereka aware dengan nuklir. Masyarakat akan difahamkan, nuklir jangan dijauhi, tapi lakukan interaksi dengan nuklir secara aman,” tandas Teguh. (Ul, Diskominfo Jateng)

Berita Terkait