SELANGKAH LAGI, WULUNGSARI JADI DESA TERBAIK NASIONAL

  • 04 Aug
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

WONOSOBO-Desa Wulungsari, Kecamatan Selomerto tengah meretas sejarah baru. Kerja keras warga masyarakat selama beberapa tahun terakhir, telah berhasil membawa desa asri tersebut ke tahap akhir penilaian sebagai yang terbaik se-Indonesia, dalam kategori pengelolaan Hatinya PKK (Halaman Asri Teratur Indah dan Nyaman Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga). Kepastian perihal masuknya Wulungsari ke tahapan akhir penilaian Nasional, terlihat ketika pada Kamis (3/8), Tim evaluasi Hatinya PKK Nasional dari Jakarta, datang berkunjung untuk melihat langsung, seperti apa dan bagaimana warga desa itu berkiprah membangun halaman mereka.

Ketua tim, Ny Hanifah Husein Baldan bahkan mengakui, setelah ia berkeliling Wulungsari, tujuan awal untuk menilai justru berubah menjadi keinginan untuk berjalan-jalan, menikmati asrinya lingkungan di Desa yang pernah mendapat Anugerah Adhikarya Pangan tingkat Provinsi Jawa Tengah tersebut. “Pekerjaan Rumah terbesar bagi Pemerintah Kabupaten Wonosobo, adalah bagaimana membuat seluruh desa ataupun Kelurahan menjadi seperti Wulungsari ini,” sebut Hanifah saat menyampaikan sambutannya di depan Wakil Bupati beserta jajaran pejabat Pemkab yang hadir di Halaman Balai Desa setempat. Desa Wulungsari, yang sukses membudayakan pola hidup bersih dan sehat, serta produktif bagi warganya, dikatakan Hanifah layak menjadi contoh rujukan bagi desa-desa lainnya.

Tak hanya di lingkup kebersihan lingkungan dan pemanfaatan halaman rumah saja, warga Wulungsari disebut Hanifah juga sudah memiliki kesadaran perihal pentingnya kesehatan diri. Inovasi warga untuk membuat pembalut wanita higienis dengan label Wusena (Wulungsari Sehat Natural), menjadi salah satu contoh nyata, yang menurut Hanifah layak diapresiasi. Ke depan, ia berharap agar apa yang sudah dikembangkan di Desa Wulungsari tersebut dapat dibawa ke daerah lain, di seluruh Indonesia.

Terkait inisiatif warga untuk membuat sendiri Wusena, Ketua TP PKK Desa Wulungsari, Eka Wastiah Martono menuturkan bahwa hal itu merupakan bentuk kepedulian terhadap pentingnya menjaga kesehatan, baik diri maupun lingkungan. “Awalnya karena banyak warga yang merasa tidak nyaman dengan sampah pembalut wanita, dan juga kaum perempuan di sini sadar bahwa tidak semua pembalut aman bagi kesehatan,” tuturnya. Pembalut konvensional sekali pakai, menurut Eka bisa memicu kanker serviks, sehingga sejumlah warga memilih membuat sendiri pembalut wanita higienis yang bisa dipakai ulang. Kini pembalut alami itu bahkan telah diperjualbelikan, dan pihak desa juga telah membuat Peraturan desa (Perdes), yang mengatur warga agar tak sembarangan membuang sampah berupa pembalut bekas pakai.

Atas beragamnya inovasi yang akhirnya membawa desa Wulungsari melaju ke tahap 5 besar tingkat Nasional tersebut, Eka merasa optimis hasil terbaik bisa diraih. “Kami dan seluruh warga masyarakat desa Wulungsari berharap agar ajang lomba ini mengantarkan  Wulungsari ke tangga Juara tingkat Nasional,” pungkasnya.**Kontributor Humas Wonosobo**

Berita Terkait