PUASA ITU PENGENDALIAN DIRI

  • 13 Jun
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

BREBES-Ketua Pengadilan Agama Brebes Drs H Abdul Basyir menekankan arti pentingnya puasa sebagai upaya pengendalian diri. Tanpa pengendalian diri, manusia akan hidup serampangan dan tidak bermakna sehingga saling serobot dan tamak tanpa kendali. Nah, puasa itulah yang menjadikan kita mampu mengendalikan diri dari segala hal yang bersifat negative.

Demikian disampaikan Abdul Basyir ketika berbincang dengan NU Online di ruang kerjanya, Senin (12/6).

Menurut Basyir, sifat dasar manusia yang serakah harus dibentengi dengan puasa agar terkendali dalam hidupnya. Ketika mau berbuka puasa misalnya, seluruh jajanan dan berbagai jenis makanan kalau bisa dibeli semua dan merata diatas meja makan. Namun ketika berbuka, yang terjadi adalah kekenyangan hanya dengan meneguk segelas air panas.

Persoalan sebelum bulan puasa yang mendera manusia, lanjutnya, mestinya bisa di rem ketika datang Ramadhan dan tidak diulangi lagi pasca Ramadhan. Puasa dijadikan pengendalian nafsu dan penyadaran diri. Caranya, dengan melaksanakan seluruh kewajiban. Dengan pemenuhan kwajiban, tanpa dituntut hak akan datang dengan sendirinya.

Didalam kehidupan berkeluarga misalnya, kalau kewajibannya dipenuhi maka kondisi rumah tangga tidak akan berantakan. Dengan adanya penahan nafsu, penahan diri maka akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar akan kwajiban. “Apabila kwajiban terlaksana, tidak akan ada orang yang dirugikan,” tegasnya.

Basyir mengingatkan, di bulan Ramadhan amal kebaikan akan diganjar 70 kali lipat. Memenuhi kewajiban kerja juga otomatis akan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah. Maka utamakanlah kwajiban dulu, sunah sunah kemudian. Jangan sampai kita ikut Traweh sementara dhuhur hilang, maghrib melayang, subuh ditelan siang.

Terkait masyarakat yang dengan gegap gempita berbelanja ke mall ataupun pasar saat di bulan puasa dinilai oleh Basyir sebagai kegagalan manusia menahan hawa nafsu. Padahal puasa juga mengajak kita untuk Lil irti atau untuk hidup lebih irit, bukan pelit. Tetapi pada kenyataannya manusia tidak mampu menerapkan pengendalian diri. Pengendalian hanya omong doang, realisasinya tidak ada.

Seharusnya, di bulan puasa orang semakin punya kelebihan uang belanja. Namun kenyataannya uang berapapun habis terkurang untuk belanja yang tidak banyak membawa manfaat. Sehingga ketika Ramadhan Inflasi jadi tinggi akibat dari pengendalian dirinya rendah untuk berbelanja.

Ketika ego masih tinggi, tidak ada lagi pengendalian diri maka dianggap puasa kita menjadi gagal. Jangan sampai hanya haus dan lapar saja yang kita dapatkan ketika menjalani ritme puasa yang penuh berkah ini. “Mari kita kendalikan diri dari segala nafsu yang membawa kita tergelincir pada tindakan yang menyimpang, ambilah hikmah puasa sebagai pengendali utama dalam kehidupan kita,” ajak Basyir. (wasdiun)

Berita Terkait