PUASA AJARKAN TERIMA APA ADANYA

  • 05 Jun
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

BREBES-Wakil Ketua PC Muslimat NU Kabupaten Brebes Hj Sofiatunnisa menilai, puasa bisa menjadi ladang pembelajaran menerima apa adanya atas rejeki dari Allah SWT. Dari situ akan tercipta keharmonisan keluarga, karena seorang istri yang tidak nrima ing pandum, menjadi awal mala petaka dalam kehidupan berkeluarga.

Demikian disampaikan Nyai Sofiatunnisa saat berbincang dengan NU Online di sela saur bersama Hj Shinta Nuriyah Gus Dur di Pendopo Bupati Brebes II, Bumiayu, Brebes, Sabtu (3/6).

Nyai Sof, demikian sapaan akrabnya menandaskan, suarga disediakan karena peranan perempuan di dalam keluarga, padahal hanya Ngladeni anak-anak dan suami dengan ikhlas. Jangan sampai di bulan Ramadhan, wis lagi kesel ngamuk-ngamuk. Jadi perempuan sebenarnya gampang golet ganjaran. Hanya saja perempuan banyak mulut, kendalanya itu saja.

Kalau lelaki sangat berat meraih Surga karena memiliki kewajiban sebagai seorang Bapak yang harus menafkahi keluarga, banting tulang. Untuk itu, bila situasi dan kondisi tidak mampu maka istri bisa memanage keuangan dengan baik. Berapapun penghasilan suaminya, insya allah bisa cukup agar menjadi berkah.  “Orang kaya tidak harus banyak uang tapi nrima ing pandum dan ini diajarkan di dalam ritme puasa,” papar sahabat se kamar dengan Bunda Shinta Nuriyah Gus Gus Dur saat masih di Pondok Pesantren dulu.

Pengasuh pondok pesantren Shofwatussu’ada ini menandaskan, keharmonisan rumah tangga, mawadah warahmah bisa dipetik dari peran kedua duanya, ayah dan ibu. Mereka mampukah menciptakan baeti janati, atau ciptakan baeti anari.

Puasa mengajarkan keindahan saat saur dan buka puasa bersama, dan tidak musti harus dirumah yang besar atau mewah, Keadaan rumah walau pun sederhana, kecil, tapi kalau bersih dan membuat betah keluarga di rumah, pertanda adanya keharmonisan rumah tangga.

Lelaki itu, lanjutnya, merupakan pemimpin wanita di dalam rumah tangga. Dalam artian membimbing wanita dan anak-anaknya di dalam rumah tangga sesuai dengan kemampuannya.

Pada hakekatnya, nilai lelaki dan perempuan sama di hadapan Allah SWT. Gusti Allah melihat hambanya baik lelaki maupun perempuan sama. Siapa orang nya yang berbuat baik, apakah laki laki maupun perempuan dan orang itu orang mukmin, maka akan diberi kehidupann yang bagus. Akan diberi ganjaran yang bagus, tidak dibeda-bedakan,

Perempuan, kata mantan anggota DPRD Brebes, juga sama, dalam berpuasa. Hanya saja, Perempuan tidak lengkap puasanya karena fitrahnya berupa halangan menstruasi. Tapi untuk hari yang lain harus diganti,

Disinilah pentingnya puasa bagi perempuan, atau kaum ibu-ibu dengan menjadi pelayan yang terbaik, penuh keikhlasan, kegembiraan dan pengabdian untuk meraih derajat takwa, mendapatkan Surga-Nya. (wasdiun)

Berita Terkait