PROGRAM JAMBANISASI MASIH ADA KENDALA

  • 02 Apr
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments

PURBALINGGA- Program Jambanisasi yang canangkan oleh Pemerintah Kabupaten Purbalingga belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Hal tersebut dikarenakan adanya berbagai permasalahan dilapangan seperti tidak adanya lahan, tidak adanya biaya, belum adanya waktu dan belum adanya kesadaran swadaya masyarakat baik dari penerima bantuan maupun masyarakat sekitar.

Hal tersebut dikatakan Abu Rohman, Ketua Praktek Kerja Nyata Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKN-PKMD) Universitas Muhamadiyah Purwokerto (UMP) saat memberikan laporan hasil PKN di Aula Balai Desa Kutawis Kecamatan Bukateja. Pemberian Laporan tersebut berkaitan akan berakhirnya masa PKN yang telah dilaksanakan selama 1 bulan. Kegiatan PKN juga dilaksanakan di Desa Kedungbenda Kecamatan Bukateja.

“ Dari target jambanisasi 17 Kepala Keluarga (KK) hanya dapat direalisasikan 9 KK, 5 KK sudah selesai sedangkan 4 KK masih tahap finishing,” kata Abu

Abu merekomendasikan kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga agar bisa membantu masyarakat yang secara ekonomi sangat miskin. Karena sebagian masyarakat yang belum berjamban rata-rata masuk katagori Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Permasalahan sangat kompleks yakni, ada yang janda, ada yang kepala keluarganya yang lumpuh serta tidak mempunyai sumber air sendiri.

Kepala Desa Kutawis, Subandi mengatakan Desa Kutawis sudah termasuk Desa Open Defecation Free (ODF) atau desa yang sudah buang air besar sembarangan. Kurang lebih ada 90 persen warga Desa Kutawis yang telah berjamban. 10 persen sisanya sedang dilakukan program jambanisasi namun masih ada beberapa kendala dilapangan.

“ Swadaya masyarakat masih dirasa kurang terutama untuk pembiayaan, yakni untuk pembelian material seperti semen dan pasir. Kemudian terkait swadaya tenaga sering berbenturan dengan waktu yang tidak memungkinkan,” kata Subandi

Sedangkan sekretaris Dinas Kesehatan, Umar Faozi mengatakan program jambanisasi merupakan program stimulant dari Pemkab agar seluruh masyarakat nyengkuyung program tersebut, baik dari segi tenaga, dan biaya. Program tersebut diharapkan dapat menumbuhkan semangat gotong-royong dan rasa sosial kepada masyarakat yang secara ekonomi perlu dibantu.

“Untuk itu sengkuyung seluruh masyarakat agar desanya ODF 100 persen sangat diharapkan. Dengan ODF maka kesehatan masyarakat bisa terjaga,” katanya.

Sebagaimana diketahui program jambanisasi pada tahun 2016 telah dianggarakan sebesar Rp 3 miliar. Hadir pada saat itu juga perwakilan Bapelitbangda, Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kominfo, Camat Bukateja dan Kepala Puskesmas Kutawis. (Sap’S)

 

Berita Terkait