Pemkot Libatkan 61 Mahasiswa Unikal dalam Program PIS-PK

  • 09 Apr
  • yandip prov jateng
  • No Comments

Kota Pekalongan – Guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, sebanyak 61 mahasiswa Prodi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Pekalongan (Unikal) dilibatkan dalam Program Percepatan Indikator Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) oleh Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Kesehatan. Hal ini sebagai bentuk realisasi kerjasama antara Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan dengan Unikal  yang dilakukan saat penerimaan Praktek Belajar Lapangan (PBL) di Ruang Amarta Setda Kota Pekalongan, Senin (8/4/2019).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekalongan, Slamet Budiyanto menerangkan para mahasiswa tersebut akan terjun langsung ke lapangan untuk ikut melakukan pendataan 12 indikator PIS-PK ke sejumlah puskesmas dengan tingkat capaiannya masih rendah.

“Sebanyak 61 mahasiswa akan melakukan pendataan pada puskesmas yang capaiannya masih kecil, pendataan masih rendah seperti Puskesmas Klego, Medono, Kramatsari. Mereka tidak hanya mendata, tapi mereka juga akan melakukan pengolahan dan analisa data, hasilnya tersebut mencakup seluruh puskesmas yang ada di Kota Pekalongan sehingga ketika PBL 2 untuk intervensi ke lapangan semua pusekesmas menjadi sasaran PBL mereka,” terang Budi.

Dijelaskan Budi, berdasarkan data di Dinkes Kota Pekalongan menunjukkan hingga Bulan Maret 2019 pendataan PIS-PK dinilai masih rendah. Dari jumlah 97.594 jumlah KK hanya 59.593 KK yang telah dilakukan pendataan PIS-PK atau sekitar 0,16 persen.

“Kami memang menargetkan untuk pendataan PIS PK ini bisa selesai di tahun 2019, masih ada sisa sekitar 40% sebenarnya secara data di lapangan mungkin kurang dari itu karena memang dikatakan sudah final di data ketika dimasukkan ke pusat. Oleh karena itu, kami melakukan berbagai terobosan salah satunya kerjasama dengan Unikal khususnya prodi Kesmas untuk membantu kami dalam pendataan kesehatan keluarga,” jelas Budi.

Budi mengakui berbagai kendala lapangan ditemui saat akan melakukan pendataan dimana saat melakukan pendataan PIS-PK  sejatinya dilakukan secara door-to-door secara langsung oleh seluruh anggota keluarga untuk mendapatkan data yang valid.

“Kalau beberapa indikator bisa diatasi, sebagian indikator penilaian seperti pemeriksaan kesehatan ibu hamil sudah bagus, ASI Ekslusif masih rendah sekitar 50%, imunisasi diatas 90%, jamban dan air masih belum maksimal, sehingga kami berusaha untuk mendeteksi dini terhadap Penyakit Tidak Menular (hipertensi). Hal ini akan sangat berhubungan dengan upaya pemerintah dalam menjamin seluruh masyarakat mendapatkan jaminan kesehatan dan perubahan perilaku untuk tidak merokok. PIS PK merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang diselenggarakan melalui keluarga dan PIS PK merupakan pendekatan puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan meningkatkan pelayanan kesehatan dengan mendatangi masyarakat langsung,” papar Budi.

Walikota Pekalongan, Saelany Machfudz yang turut hadir dalam acara tersebut menyampaikan apresiasi kepada Unikal atas kerjasama ini dalam rangka percepatan indikator PIS-PK. Lebih lanjut,  ia mengungkapkan kerjasama ini perlu dipacu untuk memaksimalkan program PIS-PK di Kota Pekalongan.

“Tentu saja harus kita pacu bersama termasuk salah satunya bagaimana kerjasama ini untuk memberikan suatu masukan sehingga dapat membantu Pemkot Pekalongan untuk  melakukan penanganan-penanganannya terhadap  isu-isu strategis yang ada di Kota Pekalongan seperti masalah stunting dan dampak kesehatan masyarakat akibat rob berkepanjangan. Saya rasa itu akan menjadi suatu penelitian yang menarik bagi mereka. Ini sangat tepat dalam memberikan masukan-masukan kepada pemerintah mengingat dengan permasalahan yang dihadapi pemerintah yaitu tingginya angka kelahiran bayi dan ibu meninggal. Tentu saja bagaimana masyarakat Kota Pekalongan untuk mulai membiasakan makan makanan sehat seperti sayur mayur, dan minum susu,” ungkap Saelany.

Ditambahkan Rektor Unikal melalui Wakil Rektor III Unikal, Benny Diah Madusari, para mahasiswa Unikal akan menjalankan PBL selama satu bulan, 10 hari pertama akan digunakan untuk mengidentifikasi masalah yang ada dalam kesehatan masyarakat.

“Kegiatan PBL ini selama 1 bulan, namun 10 hari intensif di lapangan untuk mengidentifikasi masalah yang ada di kesmas. Mereka supaya peka terhadap kebutuhan masyarakat yang ada di Kota Pekalongan.  Harapannya masyarakat bisa merespon dan memberikan tanggapan baik kepada mahasiswa untuk membantu program Pemerintah,” sambung Diah.

Berita Terkait