Pasar Tiban Samiran gunakan Bathok untuk Pembayaran

  • 17 Jul
  • yandip prov jateng
  • No Comments

BOYOLALI – Kegiatan wisata di Desa Samiran; Kecamatan Selo sangat terasa terlebih ketika akhir pekan atau hari libur. Wisatawan yang mengunjungi salah satu Desa di kawasan lereng Gunung Merapi-Merbabu ini sangat dimanjakan dengan berbagai paket wisata pilihan. Paket wisata yang ditawarkan diantaranya perah susu sapi, agro petik sayuran, outbond, mendaki gunung dan mengunjungi berbagai tempat wisata seperti Gancik, Alam Sutra, New Selo dan lain sebagainya. Terdapat satu lagi kegiatan unik yakni Pasar Tiban yang menggunakan batok atau keping tempurung kelapa untuk pembayarannya. Pembeli harus menukarkan uangnya terlebih dahulu kepada pengurus Pokdarwis di mana satu keping batok dihargai Rp 2.000,-.

Kegiatan yang digelar pagi hari di simpang tiga di Desa setempat ini sangat cocok untuk memanjakan lidah dengan hidangan kuliner khas Selo. Pasar Tiban ini merupakan salah satu upaya pemerataan perekonomian warga setempat yang tergabung dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Dewi Sambi.

“Ini [Pasar Tiban] merupakan warga masyarakat yang belum terkaver dalam usaha agrowisata maupun homestay. Agar bisa menikmati keseluruhan,” terang salah satu pengurus Pokdarwis Dewi Sambi, Haris Budiarto di lokasi Pasar Tiban pada Minggu (15/7) pagi.

Kegiatan ini menurut Haris merupakan kreatifitas dan inisiasi dari kelompoknya yang diharapkan menjadi nilai tambah para pelaku usaha. Kegiatan ini diprioritas bagi tamu dengan paket wisata namun tidak menutup kemungkinan bagi masyarakat umum terlibat. Berbagai suguhan kuliner dan produk Desa Samiran dijajakan para pedagang.

“Semuanya khas masyarakat Selo. Ada bubur pati, puli gendar, nasi jagung, susu sapi segar, jadah dan wajik, dawet termasuk sayuran hasil petani disini,” imbuh Haris.

Bahkan pengunjung diberi pula suguhan kesenian sambil menikmati hidagang sekalgius dimanjakan dengan pemandangan alam yang menarik. Hal tersebut masih menurut Haris semata-mata sebagai langkah agar masyarakat bisa aktif dalam dunia pariwisata. Para pembeli membayar menggunakan keping batok kelapa. Semisal, pembeli menginginkan segelas susu segar seharga Rp 4.000, pengunjung harus membayar menggunakan dua keping batok.

Salah satu wisatawan yang kedapatan mengunjungi Pasar Tiban mengapresiasi kegiatan ini. Salah satunya Willy Budianto yang membawa rombongan Pokdarwis dari Desa Sempor di Kabupaten Kebumen ini. Pihaknya berkunjug ke Selo dalam rangka studi banding dengan harapan bisa mengembangkan kegiatan wisata di daerahnya.

“Datang berwisata di Selo ini dengan paket wisata salah satunya pasar tiban karena disini yang digunakan untuk belanja atau pembayarannya menggunakan keping uang terbuat dari bathok. Masakan khas dan enak. Kami merasa disini sangat bagus, sangat menarik,” jelasnya.

Meski masih insidental, Pokdarwis Dewi Sambi berharap agar pasar tiban ini dapat dikembangkan. Salah satunya menggunakan tenda sehingga membuat pengunjung kian nyaman.

“Harapan kita ke depan dibuat semi permanen. Ada tenda yang bisa bongkar pasang sehingga tamu bisa lebih nyaman,” tandas Haris.

Berita Terkait