Pasar Bukateja Dinilai Paling Siap Terapkan “New Normal”     

  • 12 Jun
  • yandip prov jateng
  • No Comments

PURBALINGGA – Pasar rakyat Bukateja dinilai paling siap menerapkan tatanan hidup baru atau new normal. Di pasar tersebut, para pedagang sudah menggunakan masker dan pelindung wajah (faceshield).Pada tiap lapak dagangan juga diberi plastik transparan sebagai pembatas antara pedagang dan pembeli.

“Pasar ini sudah sangat siap menerapkan tatanan baru atau new normal. Saya harap, pasar-pasar lainnya di Purbalingga dapat mencontoh Pasar Bukateja,” ungkap Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi saat meninjau Pasar Bukateja, Kamis (11/6/2020).

Dalam kunjungannya ke Pasar Rakyat Bukateja, bupati menyempatkan cuci tangan di fasilitas cuci tangan yang disediakan pengelola pasar. Petugas di pintu depan juga terlihat mengukur suhu tubuh bupati dengan thermogun.

“Saya apresiasi langkah pengelola pasar dan para pedagang, dalam menyediakan fasilitas cuci tangan dan lainnya, sebagai langkah menghadapi new normal,” katanya.

Kepala Pasar Rakyat Bukateja, Somikhin mengatakan, saat ini jumlah pedagang di pasar itu sebanyak 454 orang, terdiri dari 336 pedagang yang menempati los, dan 118 pedagang lainnya menempati kios. Pihaknya menganjurkan penggunaan sekat atau plastik pembatas antara pembeli dengan pedagang untuk mengantisipasi penularan virus corona, dan ternyata anjuran tersebut disambut baik oleh para pedagang.

“Kami menggandeng paguyuban pedagang yang diketuai Ali Mutaqin. Kebetulan anjuran ini disetujui dan didukung oleh seluruh pedagang Pasar Bukateja,” jelasnya.

Sosialisasi dan imbauan tidak hanya melalui musyawarah dengan paguyuban pedagang, namun juga disebarluaskan melalui grup whatsapps (WA) dan pengeras suara yang ada di pasar. Para pedagang secara sukarela dan swadaya mengikuti anjuran tersebut.

“Mereka langsung berkreasi dan berinovasi untuk membuat pelindung wajah (faceshield) dan juga sekat plastik sebagai pembatas antara pedagang dengan pembeli. Para pedagang membuat sekat plastik sendiri secara swadaya, karena sadar akan pentingnya mencegah penularan virus corona,” ujar Somikhin.

Salah satu pedagang sembako, Sri Turyanti (30) mengungkapkan, sebenarnya dirinya takut tertular virus corona. Di sisi lain, harus tetap berjualan sebagai sumber penghasilan keluarga. Imbauan yang disampaikan setiap hari melalui grup WA dan pengeras suara, menjadikan Sri yakin, isi imbauan tersebut dapat mencegah penularan corona.

“Saya yakin dengan faceshield dan penyekat ini, mampu melindungi pedagang dari penularan virus corona,” katanya sambil memegang plastik penyekat.

Pedagang lain, Emma (27) mengaku hal yang sama, takut berjualan karena takut tertular corona. Namun akhirnya berani berjualan lagi setelah yakin dengan penggunaan alat pelindung. Emma sekarang selalu menggunakan masker, pelindung wajah dan menempatkan plastik penyekat antara pedagang dan pembeli untuk mencegah penularan virus corona.

“Saya mengenakan masker sejak awal corona muncul. Plastik penyekat kami buat tiga hari yang lalu, dan hari ini kami lengkapi dengan menggunakan faceshield,” tambahnya.

Penulis : umg/humaspurbalingga

Editor : dnk/Diskominfo Jateng

 

Berita Terkait