MUI Banjarnegara Turut Memberi Solusi Persoalan Daerah

  • 10 Sep
  • yandip prov jateng
  • No Comments

BANJARNEGARA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banjarnegara, Sabtu malam (8/9/2018) melakukan silaturahmi dan halaqoh dengan Bupati dan Forkompinda Banjarnegara, di Pendapa Dipayuda.

Silaturahmi bertajuk “Peningkatan Sinergitas Kerja Untuk Membangun Banjarnegara Bermartabat dan Sejahtera Lahir Batin” itu dihadiri sekitar 80 orang anggota MUI Banjarnegara. Mereka merupakan pengurus dan anggota MUI tingkat kabupaten dan kecamatan, yang dipimpin ketua MUI Banjarnegara, KH Fahmi Hisyam. Mereka diterima oleh Bupati Budhi Sarwono.

Sementara itu mendampingi bupati antara lain : Wabup Syamsudin, S.Pd, M.Pd, Sekda Drs. Indarto M.Si sekaligus moderator, Dandim 0704 Letkol (Inf.) Bagas Gunanto. Dari legislatif hadir Wakil Ketua DPRD H. Bawono S. Sos, Drs. Bambang Prawoto Sutikno PS, Ketua Komisi II Zarkasy.

Acara diawali dengan nonton bareng film berjudul “Lubang Tikus”. Sebuah film televisi yang mengangkat beragam persoalan baik sosial, budaya maupun politik. Film berdurasi satu jam karya sutradara Dedy Mizwar ini berkisah tentang perjuangan pemuda desa bernama Aji, yang dengan lantang menyuarakan protes dan kritikan pedas terhadap pemerintah kabupaten yang abai pada jalan yang rusak parah di desanya. Akibat jalan berlubang itu membuat orang meregang nyawa, ada pula yang terpaksa melahirkan di jalan.  Rupanya, buruknya infrastruktur jalan di desa itulah yang menjadi sumber masalah bagi banyak orang.

Dalam silaturahmi itu Ketua MUI Banjarnegara, Fahmi Hisyam, menyampaikan bahwa MUI mendukung berbagai program pembangunan yang sedang digalakkan pemerintah. Di sisi lain, MUI akan memberi masukan, kiritk, dan saran guna kebaikan bersama.

“Ulama, umaro dan zuama adalah mitra pemerintah. Kita akan mendukung selama itu baik untuk umat. MUI akan ikut memberikan masukan dan solusi atas persoalan yang dihadapi, utamanya berhubungan dengan fatwa,” kata Fahmi Hisyam.

Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono dalam sambutannya memberikan apresiasi kepada MUI yang selalu berusaha menjaga kondusifitas kerukuran antar umat beragama, namun tegas melarang tumbuhnya aliran-aliran sesat yang meracuni masyarakat. “MUI juga bersikap tegas dalam mengantisipasi munculnya radikalisme, premanisme, serta kegiatan yang menjurus kepada asusila dan penyakit masyarakat lainnya,” kata bupati.

Budhi Sarwono juga mengajak anggota MUI bersama masyarakat untuk terus bersinergi membangun Banjarnegara agar sejahtera lahir batin. “Sangat diperlukan sinergi dengan banyak pihak.  Alhamdulillah MUI Banjarnegara selalu aktif, dinamis, dan konstruktif menjadi perekat umat dan masyarakat,” imbuhnya.

Menyinggung film Lubang Tikus, menurut Budhi, merupakan sebuah teguran bagi pemerintah dan mengingatkan kita semua agar peka terhadap kehidupan sosial.

“Tayangan dalam film tadi memang fiktif, tapi kasus ini sudah sering terjadi di dunia nyata, termasuk di Banjarnegara. Dari situlah kita bisa belajar, agar kedepan tak ada cerita-cerita buruk lagi di Banjarnegara akibat buruknya infrastruktur. Insya Allah, hingga tahun ketiga pemerintahan kami, tidak akan ada lagi jalan-jalan rusak dan berlobang di Banjarnegara,” ujarnya.

Pertanyaan antara lain datang dari Dandim 0704 yang meminta MUI untuk merangkul kelompok Islam lain yang juga berkembang di Banjarnegara. “Saya melihat kelompok islam seperti LDII, MTA dan Salafi belum terakomodir dalam MUI. Mereka juga punya peran dalam pembangunan umat.”

Menjawab pertanyaan ini, Fahmi Hisyam menjelaskan bahwa MUI selalu berusaha menjalin silaturahmi dengan semua golongan dan umat. Diakui Fahmi, banyak dinamika di lapangan sehingga belum semua golongan bergabung di majelisnya.

“Saya sampaikan bahwa tugas utama MUI adalah memberikan nasehat atau fatwa, baik diminta atau tidak diminta. Tentang halal-haram, baik-buruk, boleh dan tidak boleh, guna ikut memberikan solusi pada masalah yang dihadapi, khususnya yang berhubungan dengan keagamaan,” pungkas Fahmi Hisyam. (Muji P).

Berita Terkait