Investor Perlu Tekan Problem ‘Pamong Praja’

  • 12 Feb
  • yandip prov jateng
  • No Comments

PURBALINGGA – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Purbalingga mengapresiasi investor perusahaan yang masuk ke Purbalingga untuk turut menangani problem pengangguran ‘Pamong Praja’. Hal itu disampaikan oleh Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi SE BEcon MM saat turut meresmikan PT Herba Emas Wahidatama (HEW) di Jl Gerilya, Kelurahan Kalikabong, Kecamatan Kalimanah, Selasa (12/2).’Pamong Praja’ merupakan istilah plesetan lokal untuk menyebut ‘Papa Momong Mama Kerja’ atau trend pengangguran Kabupaten Purbalingga yang cenderung didominasi kaum pria, ketimbang wanita. Plt Bupati Tiwi mengapresiasi PT HEW karena telah banyak merekrut tenaga kerja laki-laki di perusahaan tersebut.”Pengangguran di Purbalingga memang unik karena didominasi kaum laki-laki. Ini memang umumnya perusahaan-perusahaan di sini lebih banyak mempekerjakan (membutuhkan) tenaga kerja wanita,” katanya.

Problem tersebut selama ini menjadi PR bersama, agar bagaimana di dunia usaha bisa memberikan fasilitasi kesempatan bekerja lapangan pekerjaan bagi para pengangguran pria. Karena pengangguran seringkali beriringan dengan kemiskinan, sedang saat ini kemiskinan Purbalingga masih menduduki 5 besar di Jawa Tengah.

Plt Bupati Tiwi menyapaikan terimakasih kepada PT HEW yang telah memilih dan menunjuk Kabupaten Purbalingga sebagai tujuan berinvestasi di sektor industri. “Kami atas nama pemerintah menyampaikan selamat dan sukses kepada PT HEW, dimana pendirinya ini merupakan pengusaha lokal yang ingin mendharmabhaktikan untuk memberikan kemaslahatan bagi umat, kesempatan bekerja dan ikut kontribusi mengurangi jumlah pengangguran dan kemiskinan,” katanya.

Sebelumnya, perusahaan herbal ini merupakan produksi rumahan mempekerjakan 10 orang. Seiring waktu sekarang sudah memiliki gedung yang sangat representative, sistem menejemen, alat canggih dan pabrik yang memenuhi standar internasional. Sumber Daya Manusia (SDM) di PT HEW juga dituntut memiliki karakter religius (Islam).”Saya juga apresiasi karena tidak hanya buka lapangan kerja. Pabrik ini menanamkan karakter religius, dimana sebelum berproduksi karyawan harus wudhu, tiap ruangan diiringi suara murottal Al-Quran, Sholat Dhuha, serta sholat fardhu berjamaah ini sesuai dengan visi misi Purbalingga, yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang berakhlakul karimah,” katanya.

Sementara itu Direktur PT HEW, H Rofik Hananto SE mengatakan perusahan ini awal berdiri tahun 2012. Saat ini perusahaan telah berkembang menjadi industri produksi masal, di lahan seluas 3000 m2, dengan 3 lantai. PT HEW menyediakan produk khsusunya bagi PT Halal Network Internasional (HNI) yang memenuhi 4 standar, halal, berkualitas, memnuhi kuantitas produk yang dibutuhkan serta mendapatkan sertifikasi Good Corporate Governance.”Kami juga telah mendapatkan beberapa sertifikasi. Mulai dari Good Manufacturing Practice (GMP), ISO 9001 2015, Sistem Jaminan Halal (SJH), serta Sertifikat Khusus dari BPOM terkait izin edar,” katanya.

Ia memaparkan hampir semua karyawan di perusahaan ini adalah laki-laki, dengan jumlah kurang lebih 500 orang karyawan  dan 10 orang diantaranya adalah perempuan. Gaji karyawan juga telah memenuhi standard Upah Minimum Kabupaten (UMK), belum termasuk upah lembur. Selain halal, ia juga memastikan produk yang dihasilkan juga suci, karena karyawan sebelum bekerja harus berwudhu.”Di pabrik ini diterapkan sebuah peraturan yang jarang dibuat di perusahaan lain, mulai dari anjuran sholat dhuha jam 10 pagi, kajian Islam rutin hari Rabu dan Jumat, salah satu tes masuk perusahaan ini adalah membaca Al Quran,” katanya.

Pabrik herbal ini dibangun untuk jangka panjang mencukupi kebutuhan perusahaan sampai 10 tahun, dengan kapasitas  sampai 249.696.000 produk jadi per tahun. Selain sebagai tempat produksi, pabrik ini juga disediakan khusus untuk Factory Visit bagi siapa saja yang ingin melihat proses produksi sekaligus sebagai wisata.

Berita Terkait