DKPP KEMBANGKAN LELE MUTIARA

  • 18 May
  • dev_yandip prov jateng
  • No Comments


SLAWI – Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Tegal akan mengembangkan ikan lele jenis mutiara yang mempunyai sejumlah keunggulan. Bibit ikan ini berasal dari hasil budidaya Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI), Kementerian Kelautan dan Perikanandi Sukamandi, Subang, Jawa Barat.

Kepala DKPP Kabupaten Tegal, Ir Toto Subandriyo,MM menjelaskan, bibit ikan sudah tersedia dan siap didistribusikan kepada unit pembenihan rakyat dan kelompok masyarakat. ”Pada Maret lalu, kami mengajukan bantuan bibit ke BPPI,” ujarnya.

Semula pihaknya memperkirakan bibit yang diberikan maksimal 10 paket indukan yakni 50 jantan dan 100 betina. Tapi di luar dugaan, ternyata bibit lele mutiara yang diberikan justru mencapai 130 paket indukan yang terdiri atas 650 jantan dan 1.300 betina.

Menurut Toto, sebanyak 130 paket indukan tersebut akan didistribusikan ke 74 Unit Pembenihan Rakyat (UPR) di beberapa kecamatan potensial seperti Pangkah, Lebaksiu, Dukuhturi, Talang, Tarub, Kramat, Slawi, Pagerbarang, Kedungbanteng, Adiwerna, Warureja, dan Bojong.

Adapun ikan lele mutiara merupakan varietas unggul terbaru yang dirilis oleh BPPI Sukamandi, Subang, Jawa Barat pada 27 Oktober 2014. Lele mutiara dihasilkan dari seleksi persilangan empat jenis lele afrika yang ada di Indonesia.

Empat jenis lele indukan itu meliputi lele mesir, lele phyton, lele sangkuriang, dan lele dumbo. Berdasarkan karakterisasi oleh BPPI, keempat jenis lele tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan. ”Lele mutiara yang merupakan penggabungan dari empat jenis lele afrika memiliki berbagai keunggulan,” imbuhnya.

Keunggulan tersebut di antaranya laju pertumbuhan tinggi hingga 40 persen, jika dibandingkan lele jenis lain yang saat ini dibudidayakan. Selain itu, waktu panen lebih cepat. Dengan bibit ukuran 5-7 cm dapat dipanen dalam waktu 45-50 hari dengan ukuran 6-9 ekor/kg.

Sementara lele jenis lain baru dapat dipanen pada usia 60 hari. Tingkat keseragaman juga mencapai 80 persen, sehingga peternak tidak perlu menyortir lagi. ”Lele mutiara juga memiliki konversi pakan rendah sekitar 0,6- 1,0. Artinya lebih hemat pakan,” tambahnya.

Selain itu, ketahanan lele mutiara terhadap penyakit cukup tinggi. Hal ini sudah diuji oleh BPPI Sukamandi. Lele jenis tersebut tidak mudah stres, karena memiliki tingkat toleransi terhadap lingkungan kolam baru yang tinggi.

Berita Terkait