Dinkes Boyolali Targetkan Raih Predikat STBM di 2019

  • 02 Oct
  • yandip prov jateng
  • No Comments

SOLO – Berbagai langkah digenjot jajaran Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali untuk memperoleh predikat Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) pada tahun 2019 mendatang. Dari lima pilar yang menjadi tolok ukur program pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat, pada tahun 2018 ini sudah dicapai pada tahun 2018. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali, Ratri S. Survivalina dalam acara pembukaan Workshop Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali tahun 2018 di Adhiwangsa Hotel Solo, Senin (1/10).

“Target Boyolali menjadi Kabupaten STBM  akan kita wujudkan 2019. Kami mohon doa restu dan dukungan semua pihak di tahun 2019 kita bisa menyelesaikan 5 pilar STBM. Dimana 2018 kita sudah menyelesaikan 3 pilar. Dan tahun 2019 kita harapkan menyelesaikan 2 pilar,” terangnya.

Kabupaten Boyolali menurut Ratri telah menyelesaikan pilar Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS) pada tahun 2017. Kemudian pada tahun 2018 ini pilar Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dan Pengelolaan Air Minum-Makanan Rumah Tangga (PAMM RT) yang diraih. Sementara pada tahun 2019 mendatang menargetkan dua pilar Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (PS RT) dan Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga (PLC RT).

Acara workshop yang digelar selama tiga hari hingga Rabu (3/10) mendatang ini diharapkan merupakan salah satu langkah untuk mempercepat raihan target dua pilar STBM tersebut di tahun 2019.

“Intervensi di workshop ini tentang kesehatan lingkungan yang meliputi pengelolaan limbah sampah domestik, verifikasi data STBM dan pelaporan. Bersama ini kita menyelesaikan 5 pilar di 2019 kita harapkan Boyolali bisa meraih Kabupaten yang sudah STBM,” imbuh Ratri.

Dengan adanya acara yang melibatkan pimpinan rumah sakit daerah dan swasta di Boyolali serta dari seluruh Pusat Kesehatan Masuyarakat (Puskesmas) se-Kabupaten Boyolali dapat disebarluaskan dan diteruskan ke masyarakat. Selain itu juga diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan kepada para ibu hamil dalam menekan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Boyolali.

“Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat juga dari rumah sakit diharapkan pelayanan kesehatan ibu di rumah sakit menuju pelayanan lain bisa menjadi lebih baik lagi. Di Boyolali ini pasien di rumah sakit akan menjadi tuan di negerinya sendiri, tidak harus dirujuk ke luar wilayah. Semua diselesaikan di wilayah Kabupaten Boyolali dengan baik dan tuntas,” tegas Ratri.

Sementara Wakil Bupati Boyolali, M. Said Hidayat yang membuka acara meminta semua elemen untuk berkoordinasi dan menjalin komunikasi.

“Menyatu bergerak bersama, dalam upaya yang dituju saya kira bukanlah menjadi hal yang sulit. Yang penting adanya komunikasi yang baik dan membuka pintu untuk mendapatkan pencerahan atau ilmu pengetahuan. Kita tidak bisa merasa pintar dibanding orang lain. Kita butuh ilmu dari orang lain,” terang Said.

Disinggung mengenai target yang akan diselesaikan untuk meraih predikat STBM, Wabup Said meminta tidak hanya cukup berhenti pada titik tersebut.

“Jika kita bicara tentang kesehatan, masih banyak PR [pekerjaan rumah] yang harus diselesaikan. Mari kita berlomba menangani dengan baik dalam pelayanan mampu kita jalankan dan kemanfaatan dalam upaya meningkatkan kederajatan kesehatan masyarakat Boyolali ini benar-benar mampu kita tunjukkan,”tandas Said.

Berita Terkait