“Coswalk Competition” Meriahkan Sragen Creative Festival 2023

  • 05 Jun
  • yandip prov jateng
  • No Comments

 

SRAGEN – Acara Sragen Costume Festival yang digelar pada Sragen Creative Festival (SCF) ke-8 tahun 2023, menyedot perhatian masyarakat. Penonton, khususnya para remaja, membludak ingin melihat secara dekat, bahkan ikut bagian dalam kostum festival dengan mengenakan aksesoris dalam tokoh-tokoh anime, hantu jepang, hingga film fantasi.

Di hari terakhir kegiatan kolaborasi Sragen Expo, Sragen Creative Festival dan Parade Musik Pelajar yang digelar di GOR Diponegoro, Kamis (1/6/2023), sukses dipadati pengunjung dari pagi hingga malam hari.
Apalagi Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati seusai upacara Hari Lahir Pancasila, langsung mengunjungi seluruh booth, mulai dari batik, berfoto dengan salah satu cosplay, hingga berbelanja kuliner.

Beragam acara diselenggarakan mulai pagi hari, di antaranya lomba mewarnai anime, biola perform, workshop sanggar corat coret, workshop PB Project. Malam harinya ada coswalk competition, ASN Band, Barongsai dan Fashion PMS, dan PB Project.

Pengiat seni sekaligus Koordinator SCF ke-8 Ninok mengatakan, banyak sekali potensi anak-anak muda Sragen yang perlu digali dan dimunculkan ke depan publik. Selama ini ia dan tim mengakomodasi potensi-potensi positif tersebut, sehingga masyarakat luas tahu dan mengenal lebih dalam yang dituangkan dalam Sragen Creative Festival.

Menurutnya tahun ini tema yang diangkat kostum, untuk kali pertama di Kabupaten Sragen, mengingat beberapa produk fesyen kostum Sragen masih sangat jarang.

“Subsektor kostum sangat menunjang seni pertunjukan. Di Kabupaten Sragen sektor ini kostum memang belum tersentuh sama sekali. Kita mencari produk-produk dari Sragen yang bergerak di bidang fesyen, yang notabene sangat minim jumlahnya,” terang Ninok.

Untuk itu pihaknya sengaja mengundang tamu dari Malang Jawa Timur, yaitu PB Project yang usahanya adalah memproduksi kostum, kemudian dijual atau disewakan untuk keperluan seni pertunjukan.

“Kita undang juga PB Project dari Malang untuk workshop di sini yang digelar Kamis siang ini, agar menularkan ilmunya kepada anak-anak muda Sragen, supaya lebih kreatif membuat kostum-kostum terutama kostum festival,” jelasnya.

Saat ini, kostum yang berkembang di dunia anak-anak muda adalah fesyen cosplay. Waktu satu jam pada SCF pu dimanfaatkan untuk coswalk, dengan menampilkan kostum-kostum cosplay.

“Animonya sangat luar biasa. Saat ini ada tiga komunitas yang besar yaitu Wiseco (komunitas cosplay Sragen), Third Arc (comic street, game, pernak-pernik aksesoris anime dengan desain sendiri). Kemudian sanggar corat-coret ini juga sudah diundang ke Wonogiri, Sukoharjo, Boyolali, untuk workshop cosplay terutama kostum-kostum tarian. Jadi walaupun mereka berkembang di luar Sragen, namun mereka ini anak-anak asli Sragen. Untuk itu mereka saya ajak, ayo kita bangun Sragen,” ujarnya.

Ia berharap setelah event ini, nantinya akan ada bibit-bibit baru di bidang fesyen kostum Sragen, yang jauh lebih berkembang.

Sebagai informasi cosplay berasal dari gabungan kata costume (kostum) dan play (bermain). Cosplay berarti hobi mengenakan pakaian beserta aksesori dan rias wajah seperti yang dikenakan tokok-tokoh dalam anime, manga, dongeng, permainan game, musisi idola, dan film katun ataupun random (bebas) tidak meniru anime atau tokoh apapun.

Penulis : Mira/Yuli_Diskominfo Sragen
Editor : WH/Ul, DiskominfoJtg

Berita Terkait