Bersiap Hadapi Bencana, Apel Kesiapsiagaan Bencana Digelar

  • 23 Oct
  • yandip prov jateng
  • No Comments

PURWOREJO – Kesiapsiagaan menghadapi bencana merupakan langkah preventif dalam mengantisipasi penaggulangan bencana alam yang telah di atur dalam Undang-undang. Paradigma penanggulangan bencana telah berubah dari responsif menjadi preventif.

Demikian disampaikan Dandim 0708/Purworejo Inf Lukman Hakim saat memberikan arahan pada apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana alam, Kamis (22/10/2020), di Jalan Proklamasi depan Kantor Bupati Purworejo.

Lukman menjelaskan, berdasarkan hasil kajian risiko kebencanan di wilayah Kabupaten Purworejo, indeks risiko bencana Purworejo menempati peringkat kedua dari 35 Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah setelah Cilacap. Purworejo merupakan daerah dengan berbagai karakteristik geografisnya, yang dapat menjadi multi ancaman terjadinya bencana alam.

“Sedangkan menurut perhitungan BNPB tentang Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI), Kabupaten Purworejo menempati urutan ke-18 dari 496 Kabupaten/Kota se Indonesia dengan skor 215 dan masuk kategori risiko tinggi,” ujarnya.

Dia mengungkapkan, wilayah Purworejo memiliki karakteristik bencana yang unik, yang mana setiap terjadi banjir pasti juga terjadi tanah longsor. Untuk menanggulangi bahaya ancaman bencana tersebut, diperlukan adanya perubahan perilaku menuju budaya aman bencana.

“Sosialisasi, gladi lapangan serta keterpaduan pemerintah dengan masyarakat serta dunia usaha, sangatlah diperlukan dalam rangka menurunkan risiko dari bencana tersebut,” kata Lukman.

Selain itu, lanjutnya, respon yang cepat antara keterpaduan pemerintah dan masyarakat dalam penanganan bencana juga sangat diharapkan. Sehingga dapat berjalan cepat, tepat, efisien dan efektif.

“Marilah kita mulai peduli dengan lingkungan di sekitar kita. Ajaklah anak-anak dan keluarga kita untuk mencintai dan menghargai lingkungan. Tindakan sederhana seperti membuang sampah pada tempatnya, juga merupakan partisipasi kecil dalam menjaga lingkungan,” imbuh Lukman.

*Satgas Bencana*

Pada hari yang sama, juga digelar apel kesiapsiagaan bencana Kabupaten Banjarnegara di jalan utama kompleks alun-alun kota Banjarnegara. Bupati Budhi Sarwono dalam amanatnya mengatakan, apel siaga bencana dilakukan sebagai bentuk kesiapsiagaan pemerintah dalam mengantisipasi penanggulangan bencana, terutama dalam memasuki musim penghujan.

“Hal ini dikarenakan 75 persen wilayah Banjarnegara merupakan daerah rawan bencana, khususnya tanah longsor. Hingga jelang akhir Oktober ini, sudah terjadi 101 kejadian tanah longsor, dua kali bencana banjir, 21 kejadian angin kencang, dan 26 kasus kebakaran. Untuk itu, kewaspadaan semua pihak, perlu ditingkatkan,” katanya.

Menurut bupati, meski bencana masih dalam skala kecil, kesiagaan dan pengecekan peralatan harus terus dilakukan. Sehingga saat terjadi bencana, semua komponen sudah siap. Tidak hanya petugas, tetapi juga peralatan pendukung.

“Peralatan dan kesiapan ini sudah cukuplah, yang kita harapkan bencana tidak terjadi di Banjarnegara ini. Namun kita terus berupaya sekuat tenaga untuk pengoptimalkan potensi yang ada,” katanya.

Untuk itu, Budhi mengetuk pihak swasta terutama korporasi, untuk ikut ambil bagian dalam penanganan bencana. Dia juga mengucapkan terima kasih pada pihak swasta yang selalu peduli jika bencana terjadi.

“Penanggulangan bencana merupakan tanggungjawab bersama. Kami atas nama pemerintah mengucapkan terima kasih, karena banyak pihak swasta yang peduli jika ada bencana, terutama pengerahan alat-alat berat. Itu sangat membantu,” imbuhnya.

Kapolres Banjarnegara AKBP Fahmi Arifrianto mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan tiga pleton pasukan satgas bencana.

“Kepolisian juga menyiapkan fasilitas ambulan, anjing pelacak jenis Cadaver yang punya keahlian khusus SAR untuk membantu mengevakuasi korban, termasuk armada roda empat dan dua sudah kami siagakan,” kata Fahmi.

Kepala BPBD Banjarnegara, Aris Sudaryanto, mengatakan pihaknya beserta jajaran dan jaringan relawan selalu siaga jika terjadi bencana. Pihaknya, setiap saat melakukan pemantauan, baik patroli langsung maupun komunikasi dengan ujung tombak informasi dan relawan di desa.

“Bagi warga yang rumahnya di dekat tebing, alangkah baiknya mengungsi dulu, dan kaum laki-laki harus menggiatkan ronda malam,” imbaunya.

Penulis : Pemkab Purworejo
mujiprast
Editor : dnk/Diskominfo Jateng

Berita Terkait