Buah Eksotis Jateng Diminati Pasar Eropa

  • 09 Mar
  • yandip prov jateng
  • No Comments

UNGARAN – Peluang ekspor produk buah lokal masih terbuka lebar. Beberapa jenis buah eksotis seperti manggis, rambutan, buah naga dan mangga ternyata diminati pasar di kawasan Eropa.

Hal itu ditekankan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kepada wartawan usai membuka Festival Buah Jawa Tengah di Alun-alun Bung Karno, Kabupaten Semarang, Sabtu (07/03/2020).

“Saya sudah pernah berkunjung ke Rusia dan menemukan buah rambutan di sana. Ternyata masyarakat di sana menggemari buah itu. Ini momentum untuk meningkatkan neraca perdagangan kita dengan pasar luar negeri,” katanya.

Menurut Ganjar, masih banyak jenis buah khas lainnya yang berpeluang meningkatkan jumlah ekspor. Diantaranya salak Nglumut dan pepaya Kalina yang telah diekspor ke pasar Singapura dan Kamboja. Buah dengan citarasa dan bentuk khas itu dinilai eksotis dan mampu merebut perhatian peminat buah di pasar internasional itu. Karenanya, Gubernur mengimbau pemerintah daerah lewat Dinas Pertanian dan para pelaku niaga buah lokal untuk meningkatkan mutu dan jumlah produksi buah lokal khas.

“Mari kita buat lompatan dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan mutu dan produksi guna mendorong nilai ekspor buah lokal kita,” ungkapnya.

Ditambahkan, kondisi dunia yang diwarnai pergolakan perang dagang dan menyebarnya penyakit justru menjadi momentum penting untuk memasuki pasar ekspor buah. Diakui, pasar buah tanah air masih menerima banyak produk impor dari Tiongkok. Dengan situasi seperti saat ini, lanjutnya, bisa dimanfaatkan untuk mengubah musibah menjadi berkah bagi peningkatan nilai ekspor buah lokal. Bahkan Rusia mau kirim cargo secara direct flight untuk mengangkut produk buah khas tanah air.

“Pameran ini menunjukkan kepada publik bagaimana kemampuan kita soal (potensi) perbuahan,” tegasnya.

Pada kesempatan itu, Ganjar menyempatkan berkeliling ke stand pameran dari Kabupaten/Kota. Saat mampir ke stand pameran dari Kabupaten Blora, Ganjar tertarik dengan buah alkesa (sawo belanda) yang dipamerkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Blora dan mencicipi jus alkesa yang sudah disediakan untuk dinikmati secara gratis oleh pengunjung. Dirinya terkesan dengan rasa buah yang unik dan nyentrik.

“Saya saat kecil dulu makan ini, tapi sekarang sudah sulit didapat. Alkesa atau sawo belanda ini menarik, rasanya seperti ada ketela munthul, ada pisangnya. Atau mungkin ini perselingkungan antara pisang, papaya, ketela munthul, ada seret-seretnya,” ucapnya.

Menurutnya alkesa ini masuk dalam kategori buah yang mulai langka di Jawa Tengah. Ganjar ingin agar terus dikembangkan mengingat alkesa sendiri mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Blora Reni Miharti menyambut senang kedatangan Gubernur di stand Kabupaten Blora. Reni menjelaskan banyak pengunjung membeli buah-buahan dari Blora. Hal ini menandakan bahwa buah-buahan Blora tidak kalah bersaing dengan buah-buahan dari Kabupaten/Kota lainnya di Jawa Tengah.

“Alhamdulillah buah-buah yang kita bawa dari Blora banyak diminati pengunjung. Hingga hari kedua, Minggu kemarin, masih banyak pengunjung yang datang dan penasaran dengan alkesa, serta membeli buah lainnya,” terang Reni.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Suryo Banendro menjelaskan, pameran kali ini diikuti oleh 35 Kabupaten/Kota. Selain untuk mendukung peningkatan konsumsi buah lokal oleh masyarakat, pameran kali ini juga dimanfaatkan untuk ajang promosi aneka komoditas buah unggulan tiap daerah.

“Ada buah langka yang dipamerkan diantaranya wuni dari Magelang dan buah Alkesa dari Blora,” tuturnya.

Semantara itu, Direktur Buah Kementerian Pertanian RI Liferdi Lukman mengatakan, produk buah-buahan dari Jawa Tengah menyumbang 12 persen dari total komoditas buah nasional. Dicontohkan, komoditas buah durian dari Jawa Tengah telah mampu mendukung substitusi durian dari Thailand. Demikian pula untuk komoditas buah kelengkeng. Karenanya, Kementerian Pertanian menetapkan Jawa Tengah menjadi prioritas pertama program pertanian maju dan modern.

“Kita siapkan program pertanian untuk meningkatkan ekspor hingga tiga kali lipat. Dana yang disediakan sekitar Rp81 miliar,” katanya.

Penulis : */junaedi dan Tim Liputan Prokompim Blora
Editor : Di, Diskominfo Jateng

Berita Terkait