Portal Berita
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
Dekranasda Carnival Upaya Kembangkan Batik
- 21 Aug
- yandip prov jateng
- No Comments

PEMALANG – Berbagai upaya telah dilakukan Pemprov Jateng, dalam mempertahankan, dan juga mengembangkan batik di Jawa Tengah. Salah satu upaya tersebut, melalui Dekranasda Carnival.
Dekranasda Carnival ini, merupakan ajang resmi pada setiap Pesta Rakyat Hari Jadi Jateng. Tak terkecuali pada tahun ini, yang digelar di Kabupaten Pemalang, Minggu, (19/8/2018).
Berbagai alasan kenapa batik yang merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki Jawa Tengah, tidak harus pertahankan saja, namun harus juga dikembangkan, yakni batik mempunyai nilai artistik, filosofis, hingga ekonomis dan membuat batik mampu bersaing mengikuti perkembangan fashion dari masa ke masa.
Carnival ini, menampilkan kreasi batik dari 21 kabupaten /kota di Jawa Tengah, dengan perpaduan kreativitas desain, corak dan keselarasan kostum.
Ketua Dekranasda Jateng, Siti Atiqoh, menjelaskan, Jawa Tengag sangat kaya dengan kerajinan dan keseniannya. Sedangkan Khusus kerajinan batik, hampir setiap kabupaten kota memiliki ciri khas corak masing – masing.
“Itu kekayaan yang tidak hanya dijaga tetapi juga dikembangkan”, terangnya.
Atiqoh menambahkan, mengenalkan dan memberi bekal kepada pemuda soal batik, menjadi cara yang harus dilakukan agar batik bertahan dan mampu menyesuaikan dengan zaman.
“Sepertinya, bukan mustahil. Karena tidak terlihat satupun peserta Dekranasda Carnival 2018, dengan usia uzur”, harap Atiqoh.
Dikatakan, memeberikan pelatihan – pelatihan kerajinan kepada pelajar, khususnya kerajinan batik terus dilakukan dan ditingkatkan, meskipun tetap saja menemui tantangan yang berat. Tantangan itu, yakni, Dekranasda dihadapkan dengan usia pasca sekolah yang kebanyakan memilih menanggalkan dunia kerajinan dan berlari ke sektor industri.
“Tugas kami meningkatkan lekayaan pada generasi muda, selain menjaga kebudayaan dan nilai filisofis, batik juga mampu menja2ab persoalan ekonomi. Semangat berwirausaha dunis kreatif yang kami dorong”, tutur Atiqoh.
Kekayaan nilai filosofis dalam batik, lanjut Atiqoh, memang menjadi dasar utama, peserta Dekranasda Carnival 2018 dalam menciptakan karya. Menariknya peserta selalu mengangkat nilai tersebut dari kearifan lokal.
Peserta dari Pati misalnya, menampilkan kostum kreasi batik yang mengandung spirit perpaduan antara katakter individu pesisir dengan sejarah.
“Hasilnya penyatuan gatis – garis tegas dan bergelombang betbaur antara dominasi warna coklat. Mereka menyebut semangat batik yang mereka bawakan bernama Saridin Andum Waris”, ujarnya.
Sedangkan Kabupaten Jepara, menampilkan kostum yang terinspirasi dari bunga sepatu yang sedang mekar dan berbahan organik.
Tema ini, dipilih karena bunga sepatu yang bisa tumbuh di mana – mana lekat dengan spirit Kartini, pahlawan wanita Kota Ukir, yang mampu menginspirasi Indonesia.
Sementara Kota Semarang yang tampil terakhir mengusung batik semarangan dengan motif fauna khas pesisir. Diantaranya kupu – kupu, burung blekok, dan biota laut.
“Tema ini mengusung pesan agar masyarakat terus merawat kekayaan khazanah budaya Semarang yang merupakan akulturasi budaya berbagai bangsa”, kata Atiqoh.
Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, saat menyaksikan langsung kreativitas warganya dalam mengolah batik, ingin seluruh kabupaten /kota memiliki gelaran carnival kostum.
“Smoga setiap kabupaten / kota memiliki carnival fashion swndiri dan membawanya ke tingkat Internasional”, pintanya.
Dalam kegiatan ini, Kota Semarang berhasil meraih, penampil kreasi kostum terbaik, disusul Kabupaten Klaten dan Kabupaten Batang.
Sedangkan juara harapan direbut, masing – masing, Kabupaten Kebumen, Kota Pekalongan dan Kabupaten Banyumas